Bagikan:

JAKARTA – Partai Gerindra disarankan berkoalisi atau menggandeng partai politik berbasis Islam jika mengusung Sudaryono untuk memenangi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2024.

“Itu pola dulu, pengalaman dalam pilkada. Maka, potensi paslon yang menang itu mewakili kelompok nasionalis dan religius,” ungkap pengamat politik Undip, Fitriyah, Minggu 5 Mei 2024.

Dia menilai, kombinasi partai nasionalis dengan partai Islam memang biasa dipakai pada pilkada, khususnya di Jateng karena dari pengalaman pilkada-pilkada sebelumnya lebih berpeluang untuk menang.

Dengan pola tersebut, elektabilitas Sudaryono yang kini menjabat Ketua DPD Partai Gerindra Jateng bisa melejit dan mengungguli mantan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi yang berada di urutan pertama sejumlah survei.

Fitriyah mengakui, meski tergolong pendatang baru, Sudaryono merupakan figur kuat yang terbukti dengan tingginya elektabilitas, seperti dalam survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) yang menempatkannya di nomor dua setelah Hendrar Prihadi.

Selain itu, posisi Sudaryono yang merupakan orang terdekat dari Prabowo Subianto selaku presiden terpilih juga bisa memberikan keuntungan tersendiri pada Pilgub Jateng 2024.

Setelah Prabowo-Gibran dilantik, tentu Sudaryono akan memiliki dukungan yang tinggi, dibantu dengan kepopuleran Prabowo.

“Salah satu strategi itu memang kemudian memunculkan kedekatan dengan sosok yang dianggap lebih populer. Itu strategi, dan kebetulan partai itu mengusung presiden terpilih itu kan juga mengandung nilai jual,” tuturnya.

Meski demikian, Fitriyah menyatakan, selain dengan parpol Islam, Gerindra tetap berpeluang jika berkoalisi dengan sesama partai nasionalis, seperti Partai Demokrat.

“Karena harus memiliki 20 persen kursi di legislatif untuk bisa mengusung calon di Pilgub Jateng, tentu juga bisa menjadi pertimbangan tersendiri,” kata dia.