Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan teknologi finansial (fintech), PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) sebanyak-banyaknya 300 juta lembar dengan harga penawaran awal sekitar Rp298-Rp358 per saham. Sehingga perseroan bisa meraup dana publik maksimal Rp107,4 miliar.

Direktur PT Sinarmas Sekuritas, Kerry Rusli selaku penjamin emisi IPO Cashlez, mengatakan, jumlah saham biasa atas nama sebanyak 300 juta lembar tersebut setara dengan 20,298 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Cashlez.

"Harga saham dengan nilai nominal Rp12 ditawarkan sekitar Rp298-Rp358 per saham," kata Kerry di Jakarta, Senin 16 Maret.

Dengan demikian, pada aksi korporasi ini Cashlez bisa maraih dana dari pasar modal sekitar Rp89,4 miliar-Rp107,4 miliar. Selain menawarkan saham, secara bersamaan Cashlez juga menerbitkan waran dengan rasio 1:1.

Presiden Direktur Cashlez, Tee Teddy Setiawan, menuturkan, sebesar 48,57 persen dari dana hasil IPO akan digunakan untuk mengakuisisi 51 persen saham PT Softorb Technology Indonesia (STI). Sedangkan sisanya sebesar 51,43 persen akan digunakan sebagai modal kerja perseroan.

"Kami adalah perusahaan fintech payment gateway yang telah resmi mendapatkan izin dari Bank Indonesia (BI). Kami meyakini bahwa penawaran umum perdana saham ini akan mendukung pengembangan bisnis perusahaan," papar Teddy.

Manajemen Cashlez berharap, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa diperoleh pada 7 April 2020, sehingga penawaran umum saham perusahaan lulusan dari IDX Incubator ini dapat dilaksanakan pada 8 April 2020. Dengan demikian, saham Cashlez bisa dicatatkan di Papan Akselerasi BEI pada 20 April 2020.