Kasus Gajah Tanpa Gading Kiri Mati Diracun Belum Ada Tersangka, Polda Riau Masih Terus Dalami
Gajah Sumatera bernama Rahman mati diracun dengan kondisi satu gading bagian kiri hilang terpotong, Rabu (10/1/2024). ANTARA/HO-Balai TNTN.

Bagikan:

RIAU - Polda Riau masih melakukan pengusutan atas kematian seekor gajah Sumatera alias Elephas maximus sumatranus binaan Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Provinsi Riau.

"Sampai kini masih dalam proses penyelidikan," kata Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Riau Kompol Nasrudin saat dikonfirmasi di Pekanbaru, Selasa 19 Maret, disitat Antara.

Gajah jantan malang bernama Rahman itu pertama kali ditemukan sang Mahout (pawang gajah) dalam kondisi tergeletak lemas dan gading sebelah kiri sudah terpotong dan hilang, pada Rabu 10 Januari.

Diduga kuat, gajah itu diracuni sebelum akhirnya gading sebelah kiri dipotong.

Sejauh ini, kata Nasrudin, sudah ada 12 orang yang dimintai keterangan terkait perkara ini. Selain itu, diketahui pula dalam proses penyelidikan aparat kepolisian turut menurunkan anjing pelacak ke lokasi kejadian perkara (TKP).

Kanit Tipidter Ditreskrimsus Polda Riau Iptu Joko Sutrisno mengatakan anjing pelacak digunakan untuk metode pencarian barang bukti di tempat kejadian perkara dan sekitarnya.

"Kami masih pendalaman penyelidikan secara intensif dan scientific crime investigation. Mohon doanya," ujar Joko.

Sementara itu, Komunitas For Gajah Rahman mendesak Polda Riau untuk menuntaskan penyelidikan yang sudah dua bulan berlalu.

Juru Bicara Komunitas For Gajah Rahman Fitriani Dwi Kurniasari mengatakan publik perlu mengetahui perkembangan terkini terkait perkembangan kasus tewasnya gajah Rahman.

Menurut Fitriani, dari informasi yang telah digali oleh pengelola Taman Nasional Tesso Nilo, semua bukti dan kesaksian terkait tewasnya gajah tersebut telah dikirimkan ke Ditreskrimsus Polda Riau, sehingga pihaknya hanya menunggu hasilnya.