JAKARTA - Sebanyak tujuh Pekerja Migran Indonesia (PMI) hilang tenggelam akibat kecelakaan kapal yang karam di lepas pantai selatan Kota Tongyeong, Korea Selatan.
Tiga orang PMI di antaranya telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan sudah teridentifikasi.
Adapun 7 PMI itu merupakan anak buah kapal (ABK). Kapal seberat 29 ton yang ditumpangi sebanyak 9 orang kru termasuk 7 PMI tiba - tiba terbalik di perairan yang terletak sejauh 68 kilometer di selatan pulau daerah Tongyeong, Provinsi Gyeongsang Selatan, Korsel pada Sabtu lalu, 9 Maret.
Meski 3 jenazah sudah ditemukan, namun Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Korea Selatan untuk mencari 4 PMI yang masih hilang tersebut.
"Masih empat warga negara Indonesia yang (dalam pencarian). Mudah-mudahan kita sampaikan kepada duta besar di South Korea," kata Kepala BP2M Benny Rhamdani dalam keterangannya, Minggu, 17 Maret.
Benny mengatakan, bila insiden kapal tenggelam itu terjadi diduga faktor cuaca buruk sehingga mengakibatkan kapal tenggelam.
Oleh sebab itu, pihaknya berencana mendorong Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk memberikan pernyataan secara diplomatik kepada Pemerintah Korea Selatan.
"Pertanyaan kita adalah, kenapa di saat situasi buruk seperti itu kapal masih diizinkan berlayar untuk menangkap ikan. Maka BP2MI akan mengirimkan surat pada hari Senin kepada ibu Menlu untuk berani mengeluarkan nota diplomatik kepada pemerintah Korea melalui perusahaan itu bisa bertanggung jawab," katanya.
"Saya pikir ini hal biasa dilakukan oleh pemerintah dengan pemerintah. Tidak akan ada upaya mencederai hubungan antara Indonesia dengan Korea," imbuhnya.
Sementara tiga Jenazah PMI yang telah ditemukan bernama Maulana Mansyur asal Sukabumi, Jawa Barat, R Arie Permana asal Sumedang, Jawa Barat, dan Safrudin warga Berebes, Jawa Tengah.
BACA JUGA:
Ketiga jenazah ABK ini diangkut menggunakan pesawat terbang Garuda Indonesia jenis Airbus A330-343, nomor penerbangan GA879 rute Jakarta yang mendarat sekitar pukul 15.55 WIB di Terminal Kargo Bandara Soetta Sabtu kemarin, 16 Maret.
"Akhirnya hari ini tiga jenazah di kembalikan dan tiba di Indonesia," tegas Benny kepada wartawan.