Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut risiko terbesar petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia disebabkan dari hipertensi dan jantung.

"Risiko tingginya itu paling banyak hipertensi, jadi makanya tolong diatur dan jangan banyak-banyak garam, gula, lemak, itu mesti diatur, ngerokoknya juga kalau bisa dikurangi karena itu hipertensi. Paling tinggi hipertensi," kata Budi, Senin 19 Februari.

Penyakit jantung, lanjut Budi menjadi risiko terbesar kedua. Sebanyak 26 persen temuan dari BPJS yang mengalami penyakit jantung saat diskrining.

"Sudah diskrining, sudah ketahuan mana yang sehat mana yang enggak, cuma sudah keburu kedaftar. Jadi kita kan ingin melakukan penyempurnaan, itu sebabnya dilakukan skrining," beber Budi.

Karena itu, pemerintah melalui Menteri Kesehatan mengkaji dan menyempurnakan skrining, agar petugas penyelenggara pemilu yang memiliki risiko penyakit seperti hipertensi dan jantung itu agar tidak bisa mendaftar.

"Saya sedang mengkaji kita mau menyempurnakan skrining ini. Nanti mau ngomong sama Pak Mendagri sama Pak Ketua KPU apakah kalau bisa sekarang saja ditandatanganinya aturan barunya. Karena kalau bisa skriningnya sebelum daftar (petugas penyelenggara pemilu). Karena saya belajar dari Pak KSP ini," tekan Budi.

Diberitakan sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mendapatkan laporan mengenai angka petugas pemilu yang sakit dan meninggal dunia yang terus bertambah 

Pada laporan per 14-15 Februari 2024, sebanyak 35 petugas penyelenggara pemilu meninggal dunia dan 3.909 orang jatuh sakit.

 

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menyebut, update laporan per 14-18 Februari, angka petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia bertambah menjadi 71 orang, sedangkan yang jatuh sakit 4.567 orang.

“Pada tanggal 14 februari sampai dengan tanggal 18 februari 2024 dalam catatan kami yang meninggal ada 71 orang dengan rincian anggota PPK ada 1 orang di tingkat kecamatan, kemudian anggota PPS di tingkat desa kelurahan ada 4 orang, kemudian anggota KPPS di tingkat TPS ada 42 orang, kemudian linmas yang menjaga keamanan kegiatan penghitungan pemungutan suara yang meninggal 24 orang," papar dia.

Sedangkan untuk petugas penyelenggara pemilu yang sakit, lanjut Hasyim, terdapat 4.567 orang. Dengan rincian di tingkat kecamatan atau PPK 136 orang, di tingkat PPS desa kelurahan ada 696 orang , kemudian anggota KPPS di tingkat tps ada 3.371 orang, dan linmas yg sakit ada 364 orang.