JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan potensi gelombang tinggi di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau yang mencapai empat meter akan berlangsung hingga 18 Februari 2024, sehingga pelaku atau penyedia jasa pelayaran diimbau perlu meningkatkan kewaspadaan.
"Laut Natuna Utara tinggi gelombangnya 2,5 meter hingga 4.0 meter berpotensi sampai Minggu 18 Februari, maka harap diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran," kata Prakirawan BMKG Amryuda Mas Nalendra dalam laporan resmi di Jakarta, dikutip dari Antara, Sabtu 17 Februari.
Ia menjelaskan, analisa BMKG menemukan pola angin menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya gelombang air laut, berikut dampak aktifnya gelombang ekuator Rossby-Kelvin hingga adanya aktivitas Monsun Asia.
Dengan pola demikian wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari utara-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat baya-barat laut dengan kecepatan 4-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara. Kemudian Selat Makassar dan Laut Arafuru," katanya.
Maka, menurutnya, atas kondisi tersebut pelaku pelayaran dan pihak pemegang otoritas keselamatan pelayaran laut perlu memperhatikan risiko tinggi.
Adapun klasifikasinya meliputi perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 meter), kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter), dan kapal ukuran besar seperti kapal Kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter).
"Melalui peringatan dini ini BMKG berharap masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," katanya.
Baca juga:
Sebelumnya, satu unit kapal pompong nelayan dilaporkan tenggelam karena dihantam gelombang di Perairan Kecamatan Pulau Panjang, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu.
Kepala Seksi Operasi Kantor Basarnas Natuna Budiman mengatakan bahwa kapal pompong nelayan itu diawaki oleh dua orang warga Pulau Panjang.
Menurutnya, kapal ukuran tiga GT itu tenggelam dalam perjalan dari Serasan ke Pulau Panjang usai hilang keseimbangan akibat dihantam gelombang laut.
Meski demikian, ia memastikan tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. Para korban berhasil di selamatkan oleh nelayan setempat, setelah ditemukan terapung dengan kotak fiber oleh para nelayan lainnya pagi tadi, dan saat ini korban sudah dievakuasi oleh tim Basarnas.