Bagikan:

JAKARTA - Kebutuhan masker di Indonesia seketika meningkat pasca mewabahnya virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Bahkan, kelangkaan masker kerap terjadi di berbagai daerah.

Pemerintah melalui Kementerian BUMN berupaya mencari solusi akan hal tersebut. Menteri BUMN Erick Thohir bahkan mendorong agar para Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membantu memproduksi sebanyak 6 juta masker.

"Maret ini kami (BUMN) akan mulai berusaha. Yang pasti April bisa terproduksi enam juta masker hanya dari BUMN," ujar Erick Thohir kepada awak media di Jakarta, Rabu 11 Maret.

Erick mengaku, untuk stok masker dari salah satu BUMN yakni PT Kimia Farma (Persero) Tbk, kondisinya fluktuatif atau up and down tergantung kebutuhan.

"Kemarin saya cek di Cikini, Jakarta ada, tapi di Manado kehabisan, kemudian di Padang stok masker aman," katanya.

Menurut dia, bahan baku untuk pembuatan enam juta masker itu masih ada, dan kalau stok bahan baku habis di China maka harus mencari ke Eropa.

"Sekarang Eropa juga kena wabah Corona, kita mesti cari dari India atau dari negara lainnya. Makanya ke depan, masalah bahan baku masker ini yakni bagian lapisan dalam yang kecil tersebut kita harus bisa membuatnya sendiri. Kenapa harus bergantung pada negara lain lagi," kata Erick.

Sebelumnya PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengemukakan persediaan stok masker, hand sanitizer dan perlengkapan kesehatan lainnya aman serta tersedia untuk kebutuhan darurat atau emergensi.

Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo mengatakan bahwa pihaknya tidak melempar ke pasar, karena RNI bekerjasama dengan Kimia Farma sebagai BUMN pemerintah yang resmi.

Terkait hand sanitizer dan peralatan-peralatan kesehatan lainnya, Dirut RNI tersebut memastikan stoknya aman serta tersedia. RNI sendiri menyebut bahan baku lapisan dalam masker yang diimpor dari luar negeri merupakan komponen krusial dalam produksi masker. Pihaknya saat ini mendeteksi bahan baku lapisan dalam masker itu terdapat di Prancis.

Saat ini RNI sedang terus mengejar dan mengupayakan bahan baku tersebut, mengingat jika bahan baku sudah tersedia pihaknya bisa memproduksi ribuan masker dalam waktu satu jam.

Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo beberapa waktu lalu mengatakan, stok masker kain untuk saat ini masih ada sekitar 4.000 dus. Harga per lembar masker ditetapkan sebesar Rp2.000 per lembar.

"Stok untuk masker kain kurang lebih kami punya ada 4.000 dus kali 50. Jadi ada 215 ribu lembar di seluruh Indonesia," kata Verdi. Ia menegaskan saat ini satu orang dibatasi membeli 2 lembar per hari.