JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya meminta para pengurus NU memacu kinerja untuk kemenangan Indonesia dalam menghadapi tantangan zaman.
"Kita harus memacu kinerja untuk mengawal kemenangan Indonesia karena di tengah tantangan sejarah berskala peradaban ini, Indonesia harus menang, supaya kita semua tetap berdaulat," kata Gus Yahya ketika membuka Konferensi Besar Nahdlatul Ulama dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, Senin 29 Januari, disitat Antara.
Gus Yahya menuturkan seluruh pengurus NU harus mengubah upaya kerja demi memperoleh hasil yang strategis mengingat tanggungan NU tidak kecil dalam menghadapi tantangan zaman.
Ia mengingatkan, agar dalam menjalankan kinerja itu tidak dilakukan laiknya mengejar layangan putus atau hanya senang turut beramai-ramai, namun susah memperoleh hasil.
"Kalaupun didapat layangan itu, tetapi banyak yang merebutnya sehingga rusak tidak berguna," kata dia.
Sebab itu, Gus Yahya menekankan NU mesti berperan nyata di tengah dinamika pertarungan kepentingan di antara sejumlah kelompok berbeda yang terus bergulir mulai tingkat lokal, domestik hingga global.
Menurut dia, di dalamnya dinamika itu terdapat tuntutan yang berat untuk ditanggung seluruh bangsa, sedangkan waktu yang tersedia tidaklah banyak.
"Demikian juga tingkat global, ada dinamika luar biasa yang apabila bangsa ini tidak dapat menemukan satu arah yang tepat ke masa depan, ada ancaman yang nyata dan terus-menerus terhadap bangsa dari kedaulatan manusia sebagai warga bangsa," katanya.
Menurut dia, tidak ada jalan lain selain memperkuat bangsa dan negara ini sebagai kubu di dalam menjaga kedaulatan bersama di tengah runtuhnya perbatasan fisik dan geografis dan diikuti tumbuhnya kekuatan besar.
"Maka bangsa dan negara ini harus kuat, meneguhkan kebersamaan untuk menjaga agar bangsa ini tidak dilemahkan oleh apapun, tetapi justru semakin dikuatkan dan kita harus menyaksikan dunia bahwa dunia membutuhkan Indonesia yang kuat karena Indonesia memiliki banyak hal yang dibutuhkan oleh dunia untuk menemukan jalan keluar dari berbagai masalahnya," tuturnya.
BACA JUGA:
Oleh karena itu, Gus Yahya mengingatkan kepada segenap pengurus PBNU, khususnya tanfidziyah untuk senantiasa memperhatikan disiplin organisasi dengan mengikuti secara tegas, secara teguh 'sam'an wa tha'atan' (dengar dan patuh) kepada keputusan kepemimpinan.
Sebab, lanjut dia, kepemimpinan organisasi merupakan hakim yang berperan menyelesaikan perbedaan apapun.
"Maka NU ini didirikan sebagai satu fungsi hakim yang bisa mempersatukan perbedaan apapun yang terjadi di kalangan umat ini dalam kerangka 'ahlussunnah wal jamaah'," pungkasnya.