Kominfo Siap Duduk Bareng Stakeholder Hasilkan Solusi Berantas Pembajakan Buku
Ilustrasi generasi milenial dan gen z membaca buku di perpustakaan mobile. (Antaranews)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terbuka terhadap diskusi mendukung solusi konkret pembajakan buku di Tanah Air.

Nezar menyampaikan pihaknya siap duduk bareng seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder menggelar diskusi terbuka dalam upaya melawan pembajakan buku.

“Kita di Kementerian Kominfo terbuka untuk mendiskusikan ini lebih dalam dan juga lebih detail dengan menimbang tentu saja semua pemangku kepentingan yang ada di aras teknologi digital kita saat ini,” kata Wamenkominfo saat diskusi melawan pembajakan buku di Yogyakarta, dalam siaran persnya, Selasa 23 Januari, disitat Antara.

Menurut Nezar, penerbit buku dan pemerhati literasi atau IKAPI dapat melibatkan Kementerian Hukum dan HAM, Kominfo hingga aparat penegak hukum untuk melawan pembajakan buku.

Para pemangku kepentingan tersebut, lanjut dia, bisa membuat satu pertemuan untuk membahas bagaimana menghentikan pembajakan buku untuk menyelematkan eksistensi ataupun bisnis penerbitan buku nasional.

"Ini penting sekali saya kira, karena kalau tidak lingkaran bajak-membajak akan terus terjadi,” ucap Wamenkominfo.

Di tengah maraknya pembajakan dan distribusi buku secara daring, Wamenkominfo menilai arti penting penindakan tegas dari hulu sampai hilir mengenai apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.

“Karena apa? Karena sekarang konektivitas semakin membaik, akses-akses orang terhadap sumber-sumber pengetahuan juga makin terbuka dan juga cara orang menjual juga dengan berbagai macam cara,” ujar dia.

Menurut Nezar, dunia bisnis penerbitan buku mengalami begitu banyak tantangan. Sebagai pemerhati literasi yang juga bergerak dalam komunitas penerbitan buku, dia menyatakan tantangan paling mendasar berkaitan dengan aktivitas unit bisnis yang kurang menguntungkan.

“Penerbitan buku ini sama juga dengan penerbitan media sebetulnya, sebagian besar itu ada misi yang ideal, ada idealisme untuk mencerdaskan bangsa, mencerdaskan masyarakat, membagi ilmu pengetahuan dan semacamnya. Di sisi lain ada juga sisi bisnis yang bisa dikembangkan,” ucap dia.

Diskusi Jogja Lawan Pembajakan Buku dihadiri Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DIY Agus Priyono, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda DIY Kombes Idham Mahdi, serta Ketua IKAPI DIY Wawan Arif.