JAMBI - Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Jambi Prihartanta Eka Budi Jatmika membenarkan ada kapal pengangkut batubara yang melintasi Sungai Batanghari menyerempet atau menabrak pelabuhan milik PT Pelindo Regional 2 Jambi.
“Benar kejadiannya sekitar pukul 06.00 WIB dimana ada kapal pengangkut batubara yang melintas di depan pelabuhan milik Pelindo menabrak pembatas pelabuhan, namun tidak ada kerusakan berarti dalam kejadian itu,” kata Prihartanta Eka Budi Jatmika dilansir ANTARA, Senin, 15 Januari.
Namun, untuk kepastian dan kronologis kejadian itu masih ditangani staf KSOP Jambi dan untuk perkembangan lebih lanjut akan diinformasikan kembali.
“Saya belum menerima laporan resmi siapa nama perusahaan kapal pengangkut batubara yang menabrak pelabuhan milik Pelindo tersebut, karena saya sedang tugas di Jakarta, namun kejadian itu benar adanya,” tegas Prihartanta Eka Budi Jatmika.
Sementara itu, berdasarkan video berdurasi 2 menit 29 detik itu tampak kapal tugboat bernama Hutama Mandiri 03 penarik tongkang atau kapal bermuatan batubara hilang kendali akibat arus sungai Batanghari yang deras dan pasang menabrak tiang pelabuhan milik Pelindo Regional 2 Jambi.
Sementara itu, Humas Pelindo Regional 2 Jambi Ahmad Riza saat dikonfirmasi juga membenarkan tiang pelabuhan milik mereka ditabrak oleh kapal pengangkut batubara pada pagi hari.
"Atas kejadian itu, kami sudah menurunkan tim teknik untuk menangani kasus tersebut dan sementara ini tidak ada kerusakan berarti dalam kejadian itu dan kasusnya juga diserahkan kepada KSOP Jambi,” katanya.
Sementara itu, Dirpolair Polda Jambi Kombes Pol Tri Waluyo saat dikonfirmasi kejadian itu masih menunggu laporan resmi dan akan segera mengecek lebih dahulu kejadian tersebut.
BACA JUGA:
Sejak jalur Sungai Batanghari Jambi digunakan sebagai jalur angkutan batubara dari berbagai daerah menuju pelabuhan, sudah beberapa kali kejadian kapal menabrak tiang penghadang jembatan di Jambi yang ada di sepanjang aliran sungai dan terakhir kejadiannya kapal tongkang pengangkut batubara karam di daerah Muarojambi.
Penggunaan sungai sebagai jalur angkutan batubara juga harus diperhatikan semua pihak agar sungai dan yang ada di sekitarnya tidak rusak akibat aktivitas angkutan batubara dengan kapal.