Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) Billy David Nerotumilena menanggapi komentar Presiden Joko Widodo yang menyesalkan jalannya debat ketiga Pilpres 2024 karena dianggap menjadi ajang saling serang antarcapres.

Menurut Billy, argumentasi capres nomor urut 1 Anies Baswedan bukan merupakan serangan secara personal. Sebab, Anies diklaim memiliki data perbandingan.

Data perbandingan yang dimaksud adalah saat Anies mengomentari luasnya lahan milik capres nomor urut 2 yang juga Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Di sisi lain, masih banyak prajurit TNI yang belum memiliki rumah dinas.

"Saya rasa sifatnya bukan personal karena kita punya data perbandingan. Misalnya 340 ribu (hektare) itu dibandingkan dengan rumah yang dimiliki oleh prajurit dan itu masih dalam koridor. Maksudnya itu kan dalam kaidah dan substansi. Kenapa itu masih relevan dibahas? Karena itu menunjukkan perbandingan yang cukup signifikan," kata Billy di Markas Pemenangan Timnas AMIN, Jakarta Pusat, Senin, 8 Januari.

Billy lalu memaparkan data perbandingan yang dimaksud Anies dalam debat ketiga. Prabowo, disebut Billy memiliki lahan 340 ribu hektare dengan rincian 220 ribu di Kalimantan Timur dan 120 ribu di Aceh Tengah.

Sementara, komparasinya, keperluan lahan untuk rumah dinas seluruh prajurit TNI seluas 220 hektare dan 115 juta hektare untuk 12,7 juta backlog rumah di seluruh Indonesia.

"Jadi, patutnya, prioritas seperti yang disinggung oleh pak anies kan rumah untuk prajurit. dan itu sampai sekarang kan belum tercukupi. datanya timpang sekali. Kalaupun itu harus melalui mekanisme, kenapa itu tidak diusulkan untuk pengadaan rumah. Itu konteksnya," jelas dia.

Lagipula, sorotan mengenai luasnya lahan Prabowo juga pernah disinggung Jokowi saat beradu dengan Prabowo dalam debat Pilpres 2019 lalu.

"Jika pak presiden ingatpun, itu juga kritikan yang disampaikan beliau ketika debat tahun 2019. Dan Pak Anies sudah disclaimer dari awal bahwa itu kutipan ketika Pak Jokowi melakukan debat 2019," tegas Billy.

Sebelumnya, Jokowi menilai bahwa debat ketiga khusus capres 2024 lebih terlihat sebagai ajang saling serang dan kehilangan substansi debat sebagi adu gagasan mengenai visi-misi dan program tiap capres.

Hal ini diungkapkan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut di rumah makan Kampung Kecil Serang, Banten, Senin, 8 Januari.

"Memang saya melihat substansi dari visinya malah tidak keliatan. Yang keliatan justru saling menyerang yang sebetulnya enggak apa-apa asal (soal) kebijakan asal policy, asal visi," tutur Jokowi.

"Tapi kalau sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam mengenai hubungan internasional, mengenai geopolitik, mengenai pertahanan, dan lain-lain, saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton," lanjutnya.