YOGYAKARTA – Dalam artikel ini akan dibahas profil PT TMI (Teknologi Militer Indonesia), perusahaan yang terlibat dalam proyek pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang dipimpin oleh Prabowo Subianto.
PT TIM belakangan menjadi perbincangan khalayak setelah disinggung calon presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Baswedan dalam debat capres yang digelar pada Minggu, 7 Januari 2024.
Anies menyebut PT TIM sebagai pihak yang diduga sebagai “orang dalam” alias ordal di proyek alutsista Kemenhan.
“Ketika Bapak (Prabowo) memimpin di Kementerian Pertahanan, banyak ‘orang dalam’ pengadaan alutsista, (seperti) PT Teknologi Militer Indonesia (TMI), Indonesia Defense Security,” ujar Anies.
Menurut Anies, keterlibatan ordal di tubuh Kemenhan itu tidak sejalan dengan standar etika seorang pemimpin.
Profil PT TMI
Menyadur laman resmi perusahaan, PT TMI menyebut dirinya sebagai platform strategis dalam hal teknologi inovatif untuk meningkatkan sektor pertahanan dan keamanan nasional, serta integrator untuk sistem manajemen tempur yang mewujudkan pengembangan teknologi militer tingkat lanjut.
Perusahaan yang berstatus sebagai perseroan tertutup ini didirikan pada 14 Agustus 2020. PT TMI menawarkan setidaknya empat produk utama, yakni sistem pertahanan laut, udara, darat, serta inovasi dan teknologi.
Visi PT Teknologi Militer Indonesia yakni menjadi yang terdepan dalam manajemen teknologi militer serta penyedia solusi untuk berbagai kebutuhan misi berbasis teknologi dan perangkat lunak.
Untuk mewujudkan visi tersebut, PT TMI memiliki tiga misi, di antaranya:
- Pertama: Merancang alutsista untuk keandalan sistem pertahanan negara.
- Kedua: Mengekseskusi kebijakan dan program pemerintah, khususnya terkait Kementerian Pertahanan, dalam kemandirian membuat Alutsista.
- Ketiga: Menjadi mitra terpercaya dan terkemuka untuk menghadirkan solusi.
Mereka juga menyebutkan perusahaan-perusahaan yang pernah menjadi partner atau mitra. Beberapa di antaranya adalah perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor pertahanan, seperti PT LEN Industri (Persero), PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), dan PT PAL Indonesia (Persero).
Kendati demikian, laman resmi perusahaan tidak mencantumkan siapa saja orang-orang di balik PT Teknologi Militer Indonesia.
Adapun alamat PT TMI terletak di Gedung Ratu Prabu, Jl Letjen TB Simatupang, Cilandak, Jakarta.
Dugaan Keterlibatan PT TMI di Proyek Pengadaan Alutsista Kemenhan
Sebelum disinggung Anies dalam debat capres, PT TMI pernah menjadi perbincangan pada tahun 2021. Kala itu, perusahaan ini dikaitkan dengan program pengadaan Alutsista yang mencapai 124,99 miliar dollar atau setara Rp1.760 triliun.
Dugaan keterlibatan PT TMI dalam proyek tersebut didasarkan pada Rancangan Peraturan Presiden (Raperpres) soal pengadaan dan pemeliharaan alat peralatan pertahanan dan keamanan (Alpalhankam).
Nilai anggaran yang diajukan untuk proyek ini mencapai Rp1,7 kuadriliun, yang sebagian besar berasal dari utang luar negeri.
Dalam pasal 2 ayat (1) dokumen Raperpres ini disebutkan bahwa menteri menyusunn perencanaan kebutuhan anggaran Alpalhankann Kemhan dan TNI untuk lima Renstra Tahun 2020-2044 yang pelaksanaannya akan dimulai pada Resntra 2020-2024, membutuhkan Renstra Jamak dalam pembiayaan dan pengadaannya.
Kemudian, pasal 3 ayat 1 disebutkan rencana kebutuhan Alpalhankam Kemhan/TNI mencapai 124,99 miliar dollar, dengan rincian sebagai berikut:
- Akuisi Alpalhankam sebesar 79,1 miliar dollar.
- Pembayaran bunga tetap selama lima Renstra sebesar 13,39 miliar dollar.
- Dana kontijensi serta pemeliharaan dan perawatan Alpalhankan sebesar 32,51 miliar.
Selain Raperpres yang bocor ke publik, ada pula surat dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang berisi penunjukan PT TMI sebagai pengelola program tersebut.
PT TMI merupakan perusahaan yang didirikan oleh Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan. Ini dulunya Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan di bawah Kemenhan.
Melansir pemberitaan VOI, Rabu, 2 Juni 2021, ada empat kader Partai Gerindra yang tercatat sebagai petinggi PT TMI, di antaranya Glenny Kairupan, Yudi Magio Yusuf, Prasetyo Hadi, dan Anggga Raka Prabowo. Glenny berperan sebagai ketua komisaris. Sementara tiga lainnya sebagai anggota komisaris.
Kendati demikian, PT TMI sempat memberikan sanggahan soal keterlibatan perusahaan dalam rencana Kemenhan memborong alutsista senilai Rp1,7 kuadriliun.
Selain itu, Menhan Prabowo juga pernah menjelaskan kepada Komisi I DPR RI soal kegaduhan ini. Prabowo membantah peran TMI yang disinyalir sebagai makelar.
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon saat itu menyampaikan bahwa Prabowo menjamin PT TMI tidak akan menjadi broker proyek senilai Rp1,7 kuadriliun. Prabowo mengatakan bahwa perusahaan tersebut hanya akan menjadi konsultan.
“Tadi juga kami tanyakan terkait apakah ini hanya ada kepentingan partai tertentu dan kolega kedekatan. Menhan mengatakan tidak ada, (PT TMI) kebetulan orang yang sudah pension dan pakar,” ujar Efendi pada Rabu, 2 Juni 2021, menyadur Antara.
Demikian informasi tentang profil PT TMI. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.