Polda NTT Siapkan 300-400 Personel ke Lokasi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flotim
Kapolda NTT Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga (DOK ANTARA)

Bagikan:

KUPANG - Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) mempersiapkan 300-400 personel untuk dikirim ke lokasi bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur untuk membantu 2.257 warga yang saat ini mengungsi.

"Untuk tahap awal mungkin sekitar 300 sampai 400 personel yang kami kirimkan ke lokasi bencana untuk membantu para korban bencana," kata Kapolda NTT Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga usai apel Gelar Pasukan Dalam Rangka Siaga Bencana Tahun 2024, Kupang, Antara, Kamis, 4 Januari. 

Daniel mengatakan, para personel tersebut akan diberangkatkan pada Kamis siang ini bila ada jadwal kapal yang diberangkatkan dari pelabuhan penyeberangan Bolok menuju ke Larantuka, Flores Timur.

Selain itu Polda NTT juga mulai mengirimkan sejumlah peralatan seperti kendaraan dapur umum, kendaraan pengubah uap menjadi air, dan juga kendaraan lainnya yang memang berfungsi di lokasi bencana.

"Kami lagi cek jadwal kapalnya jika memang ada maka hari ini akan segera diberangkatkan," ujar Kapolda Daniel. 

Ia menambahkan bahwa sejumlah personel dan peralatan yang disiapkan itu akan didistribusikan ke lokasi terdekat untuk mengantisipasi terjadinya aktivitas vulkanik yang lebih besar karena saat ini statusnya Level III atau Siaga.

Pendistribusian personel itu, kata dia, dilakukan mengingat jarak dari Kupang ke kabupaten tersebut butuh waktu 12 jam perjalanan laut, sehingga memang perlu antisipasi.

Kapolda NTT menyampaikan sampai dengan saat ini berdasarkan laporan yang diterima, para pengungsi mulai resah serta ketakutan, karena aktivitas vulkanik dari gunung itu masih terus terjadi. Walaupun beberapa pengungsi masih bolak-balik dari lokasi pengungsian ke rumah untuk mengecek rumah yang ditinggalkan.

Polda NTT bersama instansi terkait, kata dia, siap memberikan pertolongan dan bantuan kepada masyarakat jika memang kondisi bencana di lokasi masih terus terjadi dan lebih parah.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak percaya dengan berbagai informasi hoaks yang beredar di tengah masyarakat terkait erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki yang pernah meletus pada tahun 2002.