JAKARTA - Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Heri Hermansyah bicara pentingnya teknologi carbon capture and storage (CSS) dalam merespons tantangan global.
CSS sebelumnya sempat menjadi bahan pertanyaan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka kepada cawapres nomor urut 3 Mahfud MD dalam debat kedua Pilpres 2024 pada 22 Desember lalu.
Heri berujar, FTUI melakukan kolaborasi bersama Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT) di Jepang dalam pengembangan teknologi CCS sebagai langkah strategis mengatasi dampak perubahan iklim.
"Kami memandang teknologi CCS sebagai elemen kunci dalam memitigasi emisi karbon," kata Heri dalam keterangannya, Rabu, 27 Desember.
Beberapa waktu lalu, FTUI dan TUAT juga mengadakan workshop yang mengangkat tema “Carbon Cultivation Innovation Hub Challenging the Limits of Carbon Negativity” dengan tujuan utama berupa pemanfaatan hasil dari kultivasi karbon berupa biomassa menjadi bahan-bahan yang berkelanjutan.
BACA JUGA:
Menurut Heri, pemerintah, akademisi, dan industri perlu membangun ekosistem inovasi teknologi yang responsif terhadap tantangan global, sejalan dengan perkembangan masyarakat dunia pasca-korona.
“Dalam konteks global yang terus berubah, membangun ekosistem inovasi yang responsif terhadap ketidakpastian di masa depan dan masyarakat yang padat pengetahuan adalah kunci untuk bersaing sejajar dengan negara-negara lain di dunia," ujar dia.
Diketahui, dalam laman Kementerian ESDM, CCS merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.
Teknologi ini merupakan rangkaian pelaksanaan proses yang terkait satu sama lain, mulai dari pemisahan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang (flue gas), pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan (transportation), dan penyimpanan ke tempat yang aman (storage).
Pemisahan dan penangkapan CO2 dilakukan dengan teknologi absorpsi yang sudah cukup lama dikenal oleh kalangan industri. Penangkapan CO2 biasa digunakan dalam proses produksi hidrogen baik pada skala laboratorium maupun komersial.