MEDAN - Banjir bandang dan longsor yang melanda Desa Simangulampe, Baktiraja, Kabupaten Humbang Husundutan yang terjadi 1 Desember silam menyebabkan 12 orang dinyatakan hilang dan baru menemukan dua orang dalam keadaan meninggal.
Berdasarkan data Tim SAR gabungan 10 orang yang masih dinyatakan hilang, yakni Pintar Simanullang, Juni Silaban, Adriano Silaban, Lasroha Simanullang, Eva Purba, Kriston Siregar, Desman Sihombing, Op Gomgom, Br Banjar, dan Br Simanjuntak.
Kepala Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kota Medan Budiono mengatakan masa operasi pencarian korban banjir bandang dan longsor yang terjadi di sana diperpanjang selama tiga hari ke depan.
"Berdasarkan evaluasi pencarian selama tujuh hari dan rapat pimpinan bersama pemerintah Kabupaten Humbahas, Basarnas memutuskan untuk melanjutkan pencarian hingga tiga hari ke depan dengan mempersempit titik fokus pencarian, baik di air maupun di darat," ujar Budiono saat dihubungi di Medan, Sabtu.
Budiono menuturkan perpanjangan masa pencarian ini juga berdasarkan permintaan masyarakat untuk menemukan para korban yang masih dinyatakan hilang setelah banjir bandang dan longsor tersebut.
"Perpanjangan ini atas kesepakatan kita bersama untuk menemukan para korban yang masih dinyatakan hilang setelah banjir dan longsor," kata Budiono..
"Bencana alam ini menyebabkan kerugian material sebanyak 14 rumah rusak berat termasuk satu rumah ibadah dan satu penginapan. Selain itu, satu sekolah dasar dan lahan pertanian seluas kurang lebih lima hektare," kata dia.
BACA JUGA:
Sementara, dalam upaya pencarian, kata dia, Tim SAR gabungan memperluas operasi area pencarian di perairan Danau Toba yang dibagi menjadi tiga sektor yang difokuskan di sejumlah titik lokasi pencarian.
"Sektor I melakukan pencarian di perairan Danau Toba dengan cara penyelaman dari Personel Basarnas Spesial Group (BSG) dan melakukan penyisiran di permukaan air menggunakan RIB dan Perahu LCR, kemudian dilakukan pembersihan sampah dan penarikan pohon yang berada di Danau," katanya.
Lalu, lanjutnya, pada sektor II dilakukan pembersihan material yang berada di dalam gereja dan sekolah, kemudian pemindahan material dari selokan yang berada di depan hotel menggunakan ekskavator, sedangkan pada sektor III pencarian masih dilakukan menggunakan ekskavator yang difokuskan pada runtuhan rumah dan mes karyawan di salah satu hotel yang terdampak.