Tiga Hari Belakangan, Penjualan Beras Bulog Melalui <i>Online</i> Laku Keras
Direktur Utama Bulog, Budi Waseso. (Foto: Bulog)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya akan terus memperbaiki saluran distribusi beras, baik dengan saluran pasar modern dan online. Menurut dia, pemerintah saat ini memiliki saluran distribusi yang sangat kuat.

"Sudah, beberapa sudah (ada peningkatan pembelian) untuk komersial kemarin kan melalui panganan.com punyanya Bulog, satu hari kita bisa menjual beras kita itu dengan nilai Rp171 juta per hari," ucapnya, di Gudang Bulog, Sunter, Jakarta Utara, Rabu, 4 Maret.

Buwas mengungkap, penjualan beras Bulog secara online mengalami peningkatan dalam kurun tiga hari belakangan. Padahal sebelumnya, penjualan hanya diangka 70 sampai 80 juta maksimal.

"Tapi tiga hari ini berturut turut itu sudah mulai meningkat dari Rp129 sampai Rp171 juta. Setaranya saya tidak tahu persisnya tapi itu produk-produk kami, yang kami jualkan melalui online itu lakunya demikian," jelasnya.

Namun, Buwas membantah, bahwa peningkatan penjualan beras via online ini berkaitan dengan kabar virus corona atau COVID-19 yang sudah masuk di wilayah Indonesia.

"Tidak, tidak. Berarti ini kan masa panen belum ada, sehingga kebutuhan masyarakat sekarang di pasaran mulai menipis, beli lah di Bulog," ucapnya.

Untuk operasi pasar PSO yang melalui retail, kata Buwas, juga banyak beras murah. Namun, beras murah itu bukan berarti beras dengan kualitas rendah. Namun, ini sengaja dikeluarkan oleh Bulog untuk memberikan pilihan kepada masyarakat.

Menteri BUMN Erick Thohir dan Dirut Bulog Budi Waseso, di gudang Bulog. (Mery Handayani/VOI)

"Bukan kualitas rendah, bisa dicek. Ada beras yang kami taruh di Alfamart, Indomaret, ya itu beras murah, termasuk yang di online. Tapi itu untuk public service obligation (PSO), stabilisasi harga. Tidak usah panik, setiap beras yg akan keluar dari gudang ini melalui proses rice to rice. Jadi, keluar dalam kondisi yang bagus. PSO rata-rata per bulan 150.000 ton," tuturnya.

Terkait dengan 900 ribu ton sisa ekspor yang berada di gudang Bulog, kata Buwas, mampu bertahan dengan waktu yang lama selama dirawat dengan baik.

"Selama kami ini merawatnya dengan baik, standar perawatan, saya kira kami masih bisa bertahan. Ini kan bisa liat sendiri, sistem kami, bagaimana perawatan kami. Hari ini dicek, diacak juga bagus. Hasilnya bagus ya, yang dari Thailand yang (sudah) lebih dari satu tahun juga bagus. Kami juga punya beras dalam negeri yang dari Sulawesi itu juga bagus. Jadi kita siap dengan kondisi beras yang bagus," katanya.