YOGYAKARTA - Ratusan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Jaga Demokrasi menggelar mimbar demokrasi bertajuk “Mahasiswa Bersama Rakyat Tolak Politik Dinasti dan Pelanggar HAM” di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat 24 November.
Koordinator Umum Aliansi Jaga Demokrasi, Muhammad Suhud mengatakan, mimbar demokrasi ini sebagai bentuk keresahan mahasiswa dan masyarakat umum yang ada di Yogyakarta atas isu-isu publik. Salah satu yang paling meresahkan adalah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas umur Capres-Cawapres.
"Kemudian, putusan MK menunjukkan bahwa di Indonesia terjadi kemunduran demokrasi yang perlu kita kroscek terus menerus sebagai sipil maupun mahasiswa," kata Muhammad Suhud kepada wartawan di Kampus ISI, Jumat 23 November sore.
Suhud mengklaim, mimbar demokrasi ini diikuti oleh 35 kampus di Yogyakarta dan masyarakat umum. Sedangkan basis massa dari kelompok itu mencapai 3.000 orang.
"Karena itu kita buat aksi teatrikal dari mahasiswa ISI Yogyakarta juga dan orasi dari masyarakat dan mahasiswa lalu ditutup hiburan pentas musik. Teatrikal lebih ke soal mimbar demokrasi, dinasti politik dan demokrasi yang dikebiri," ucapnya.
Menurutnya, aksi mimbar demokrasi akan terus berlanjut untuk mengawal dan menyadarkan masyarakat jika demokrasi di Indonesia sudah mengalami kemunduran. Apalagi, awal tahun 2024 sudah bergulir Pemilu dan Pilpres.
"Khususnya satu, terkait isu Pemilu agar berjalan secara demokratis. Karena demokrasi harus tidak ada yang mengganggu apalagi dikebiri dengan kepentingan oligarki atau kepentingan kekeluargaan," ujar Suhud lagi.