Bagikan:

JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrur Rozi menilai upaya bantuan kemanusiaan dan diplomasi internasional merupakan langkah yang paling konkret untuk membantu rakyat Palestina, daripada sekadar ajakan boikot terhadap produk-produk tertentu.

"Memberikan donasi bantuan kemanusiaan langsung serta usaha pemerintah Indonesia menggalang dukungan internasional di PBB agar serangan Israel dihentikan merupakan langkah yang paling nyata diperlukan untuk membantu meringankan beban penderitaan rakyat Palestina," ujarnya dalam keterangan tertulis dilansir ANTARA, Jumat, 24 November.

Gus Fahrur, sapaan akrabnya menilai aksi boikot yang dilakukan tidak efektif untuk menghentikan agresi militer Israel ke Gaza, Palestina. Ia mengimbau masyarakat Indonesia untuk berperan langsung dalam memberikan donasi bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina sesuai dengan kemampuan masing-masing.  

Jika tidak mampu berdonasi, sambungnya, masyarakat diharapkan untuk membantu dengan cara berdoa semoga perang segera usai dan serangan Israel ke Palestina dihentikan.  

"Semoga doa kita dikabulkan Allah. PBNU sendiri secara khusus telah memerintahkan warganya untuk berdoa qunut nazilah," ujar Gus Fahrur.

Mengenai aksi ajakan boikot terhadap produk-produk tertentu, Gus Fahrur meminta masyarakat Indonesia agar bijak dalam menyikapi aksi solidaritas tersebut, serta jangan sampai berbuat sesuatu yang justru bisa merugikan bagi masyarakat Indonesia sendiri. 

"Seruan itu kan hanya berupa imbauan untuk menekan ekonomi Israel supaya mereka mau berhenti menyerang dan mengakui kedaulatan Palestina," ucap dia.

Meski begitu, menurut Gus Fahrur masyarakat tetap bisa memakai dan mengkonsumsi produk-produk tersebut yang memang sudah berlabel halal. "Barang halal ya tetap halal diperdagangkan, yang dilarang hanyalah upaya mendukung pro zionis," ujarnya.  

Pendapat senada juga disampaikan Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah Ahmad Imam Mujadid Rais yang mengingatkan agar masyarakat tetap bijak dan berhati-hati dalam menyikapi aksi solidaritas ajakan boikot terhadap produk-produk tertentu. 

"Sebab, kita tidak tahu di balik jejaring ekonomi di satu produk tersebut ternyata banyak sekali sumber daya manusia dari saudara-saudara kita di Tanah Air," ucapnya.