JAKARTA - Organisasi kemanusiaan Indonesia Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyerukan para pemimpin dunia agar bersatu untuk menghentikan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Seruan tersebut disampaikan dalam surat terbuka dari relawan MER-C Indonesia yang diunggah di akun @mercindonesia di platform media sosial X, yang dipantau di Jakarta, Minggu, 19 November.
“Dengan seluruh kekuatan Anda, Anda bisa membuka perbatasan Rafah secara permanen, dan memastikan bantuan kemanusiaan mencapai Palestina,” demikian pernyataan dalam surat terbuka tersebut.
“Dengan seluruh kekuatan Anda, Anda dapat menghukum setiap pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional. Dengan seluruh kekuatan Anda, Anda bisa menghentikan tragedi Nakba lainnya,” kata surat itu.
Surat tersebut menyampaikan bahwa berdasarkan kesadaran moral, tidak boleh ada tindakan militer yang dilakukan jika tindakan tersebut jelas merugikan warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak.
Disebutkan bahwa pada 31 Oktober Israel telah menjatuhkan bom di Jabaliya, sebuah kamp padat pengungsi di Gaza Utara, dan menewaskan 195 warga Palestina serta melukai 777 orang.
Rumah Sakit Indonesia di Gaza menyampaikan bahwa pihaknya tidak dapat menolong semua korban terluka dan jenazah tersebar di sekitar area rumah sakit karena kamar jenazah tidak mampu lagi menampung seluruh korban meninggal akibat serangan di Jabaliya.
“Berapa banyak lagi korban yang harus berjatuhan demi memuaskan rasa kenyang Israel akan darah rakyat Palestina sementara dunia menyaksikannya? Berapa banyak lagi anak-anak dan perempuan yang harus mati agar Anda menyadari bahwa tindakan tidak manusiawi Israel di Gaza harus dihentikan?” kata surat tersebut.
BACA JUGA:
Surat itu juga menyampaikan bahwa sejarah akan mencatat bagaimana para pemimpin dunia yang memegang kekuasaan di tangan mereka bertindak untuk membantu orang-orang yang tidak berdaya, dan hal tersebut akan menjadi warisan sejarah pada masa depan.
"Demi kemanusiaan, tolong ambil tindakan sekarang!” seru MER-C dalam surat terbuka itu.