Bagikan:

JAKARTA – Ketiga kali menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP), Polres Metro Jakarta Utara melibatkan tim ahli dari Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Universitas Indonesia untuk mengungkap penyebab kematian ayah dan anak di Koja.

Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Iverson Manossoh mengatakan, tim ahli UI akan bekerja sama dengan tim gabungan ahli hispatologi forensik, ahli toksikologi forensik, tim identifikasi, dan tim gabungan Reskrim Polres Jakarta Utara beserta Kepolisian Sektor Koja.

"Kami menyertakan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor ) UI untuk memeriksa dan mengidentifikasi secara psikologi forensik. Semua ahli ini kami libatkan dalam penanganan Tempat Kejadian Perkara (TKP) secara terpadu agar kami maksimal dalam mengumpulkan bukti-bukti," kata Iver, Selasa, 31 Oktober.

Penyebab tewasnya bapak dan anak yang jenazahnya ditemukan di kediamannya, Jalan Balai Rakyat V Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu lalu berusaha diungkap lewat berbagai metode saintifik oleh pihak penyelidik. Pasalnya, dugaan penyebab kematian hingga kini masih belum diketahui.

Tim olah TKP diketahui datang dua kali pada Selasa, pertama pada pukul 10.32 WIB dan kedua pada Selasa petang pukul 17.00 WIB

Diketahui korban Hamka Rusdi (50) merupakan seorang bapak beranak dua, pemilik usaha jenis pemberangkatan ibadah haji/umrah. Selain itu status kepemilikan rumah juga merupakan milik sendiri dan mempunyai satu unit mobil dan sepeda motor.

"Secara kasat mata tergolong mampu, rumahnya dua blok dan dua lantai, ada warung di bawah yang disewakan, ada mobil, ada motor," kata Lurah Tugu Selatan Sukarmin kepada wartawan di Jakarta Utara, Selasa.

Toksikologi dipandang perlu untuk mengidentifikasi unsur keracunan atau penggunaan obat keras yang mungkin berhubungan dengan kematian korban.

Histopatologi forensik dapat mengungkap adanya kemungkinan korban menderita penyakit sebelum kematiannya.

Sementara itu ahli psikologi forensik diperlukan dalam identifikasi tempat kejadian perkara dari aspek psikologi forensik.