JAKARTA - Buaya besar muncul dekat permukiman warga di Desa Ganepo, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur. Munculnya buaya diduga karena lapar, dipancing oleh bau sampah di sekitar Sungai Mentaya hingga kehadiran monyet ekor panjang.
Ketika Anda memikirkan buaya, menurut Anda di mana mereka tinggal? Bisakah mereka tinggal di mana saja? Apakah semua buaya membutuhkan jenis lingkungan yang sama untuk rumahnya? Mari kita lihat fakta-fakta berikut, yang dihimpun VOI dari berbagai sumber.
Beradaptasi Hidup di Air
Buaya adalah kerabat terdekat dari dinosaurus besar yang masih hidup. Mereka hanya mengalami evolusi sedikit selama 150 juta tahun hidup di Bumi.
Buaya dapat bergerak di darat - dengan kecepatan yang mengejutkan, terutama saat khawatir atau marah - tetapi tubuh mereka sebagian besar telah beradaptasi untuk kehidupan di air.
Lubang hidung, mata, dan telinga terletak di sepanjang bagian atas kepala sehingga hewan buas ini dapat mendengar, melihat, mencium, dan bernapas saat seluruh tubuh terendam.
Saat benar-benar berada di bawah air, telinga akan ditutupi oleh kulit kecil yang dapat ditutup untuk membuat telinga kedap air. Lubang hidung juga bisa ditutup oleh otot khusus, dan mata memiliki 'kelopak mata ketiga' yang memberikan perlindungan saat menyelam.
Ada sayap tulang khusus di tenggorokan yang memungkinkan buaya makan saat terendam atau bernapas saat rahangnya terbuka di bawah air.
Buaya, sebagai reptil berdarah dingin, harus menghindari suhu yang ekstrem. Ketika cukup dingin, mereka beristirahat di tepi sungai, membiarkan matahari menghangatkan tubuh mereka. Jika cuaca sangat panas, hewan ini akan pindah ke tempat teduh atau air untuk mencegah tubuh mereka kepanasan.
Mereka adalah predator yang berhasil hidup di Afrika, Australia, Asia, serta Amerika Tengah dan Utara. Setiap spesies buaya memiliki kebutuhan tertentu yang membuat mereka sedikit berbeda dari buaya lainnya, tetapi ada hal-hal tertentu yang dibutuhkan semua buaya untuk hidup di lingkungan atau habitat alami.
BACA JUGA:
Suhu Hangat
Predator ini perlu hidup di tempat yang tidak terlalu dingin. Karena buaya berdarah dingin, mereka bergantung pada suhu udara untuk menjaganya tetap hangat sepanjang tahun.
Buaya hidup di daerah beriklim tropis. Buaya suka hidup di tempat tropis seperti hutan Papua Nugini, atau rawa-rawa di dekat sungai Nil. Iklim tropis sangat hangat dan lembab sepanjang tahun, sangat cocok untuk buaya.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah Anda menemukan tempat tinggal buaya adalah dengan memeriksa apakah airnya sedikit asin. Salah satu alasan buaya menjadi predator yang begitu sukses adalah karena mereka dapat hidup di tempat yang tidak dapat didiami oleh reptil lain.
Aligator hanya dapat hidup di air yang sangat segar, tetapi buaya dapat hidup di air yang sedikit asin, atau payau. Buaya memiliki kelenjar khusus yang membantu tubuhnya menangani air payau yang tidak dimiliki aligator. Air payau biasanya ditemukan di sungai yang mengalir ke laut.
4 Jenis Buaya yang Hidup di Indonesia
Dilansir dari kompas.com, ada 4 jenis buaya yang hidup di Indonesia. Pertama, buaya muara, yang punya nama latin Crocodylus porosus. Ini merupakan salah satu jenis buaya yang ganas dan berbahaya.
Ukurannya bisa mencapai 7–8 meter dengan berat 200 kilogram. Buaya ini biasanya hidup di hulu sungai hingga ke laut. Karena kebiasaanya hidup di laut atau air asin, orang Australia menyebutnya saltwater crocodile.
Kedua, buaya irian (Crocodylus novaeguneae) yang hidup di wilayah Papua. Lalu, buaya kalimantan (Crocodylus raninus) yang banyak ditemui di pulau-pulau di Kalimantan. Terakhir, buaya senyulong (Tomistoma schlegelii) yang ada di Pulau Sumatera. Ukuran tiga jenis buaya ini hanya 5 meter.