JAKARTA - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) membahas upaya penguatan kerja sama ekonomi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Kawasan Teluk (KTT ASEAN-GCC).
“ASEAN dan GCC adalah dua kekuatan besar yang akan terus tumbuh,” kata Jokowi ketika menyampaikan pernyataan dalam pertemuan puncak sebagaimana dilansir ANTARA, Jumat, 20 Oktober.
Dengan PDB kedua kawasan yang mencapai lebih dari 5 triliun dolar AS (sekitar Rp79.309 triliun) dan total populasi melebihi 700 juta jiwa, ASEAN dan GCC disebutnya memiliki modal besar untuk memainkan peran strategis sebagai kekuatan positif di tengah kondisi dunia yang terbelah.
“Kita perlu memaksimalkan potensi ekonomi melalui investasi dan perdagangan yang berimbang dan terbuka—termasuk dengan kerangka perdagangan ASEAN-GCC—dan melalui pembangunan industri, sertifikasi halal, dan pengembangan wisata halal,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden mendorong penguatan kemitraan yang saling menguntungkan untuk mendukung ketahanan pangan dan energi di antara anggota ASEAN dan GCC melalui kerja sama sektor pertanian dan pangan, penyelarasan standar komoditas pertanian, serta program transisi energi.
Di akhir pidatonya, Jokowi mengangkat isu perlindungan pekerja migran.
“Di tengah situasi global yang semakin tak menentu, saya menggarisbawahi komitmen ASEAN untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja migran. Saya mohon dukungan negara-negara GCC,” tutur dia.
BACA JUGA:
Jokowi pun mengapresiasi aksesi seluruh anggota GCC terhadap Traktat Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN (TAC) sebagai komitmen negara-negara Teluk untuk mendukung perdamaian di Asia Tenggara dan kawasan Indo-Pasifik.
KTT pertama ASEAN-GCC itu turut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, seluruh anggota ASEAN, serta anggota GCC yang terdiri dari Arab Saudi, Oman, Qatar, Bahrain, Kuwait, dan Uni Emirat Arab.