Menanti Ekspansi Ultra Mikro BRI Lewat Pegadaian dan PNM
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersiap untuk melakukan langkah strategis lanjutan berupa pengintegrasian tiga unit bisnis milik negara.

Rencananya, PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) akan meleburkan kegiatan usahanya ke PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) untuk memperkuat sektor ultra mikro. Guna memuluskan langkah ini, BRI sebagai entitas induk menyiapkan siasat berupa aksi korporasi dengan melaksanakan rights issue.

Jika strategi ini berjalan lancar maka BRI akan memiliki saham di Pegadaian dan PMN sebesar 99 persen untuk seri B. Adapun, sisanya akan  tetap dipegang pemerintah melalui seri A. Meskipun BRI menjadi pengendali usaha, namun negara memiliki kewenangan lebih dominan berkat saham seri A dwiwarna. Pasalnya, saham ini memiliki kemampuan untuk melakukan persetujuan RUPS, serta pengajuan dan pengikatan terhadap calon komisaris dan direktur perseroan.

Agenda ini telah dibawa pemerintah lewat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani ke DPR pada Senin, 8 Februari untuk dibahas dalam rapat konsultasi. Dalam penjelasannya, Menkeu memastikan bahwa aksi korporasi ini tidak akan mengganggu kegiatan usaha dari masing-masing entitas.

“Ini merupakan tiga bisnis yang saling melengkapi dan tidak akan mengkanibal satu sama lain,” ujarnya.

Melalui masuknya Pegadaian dan PNM diperkirakan akan memperkaya BRI dari sisi aset setidaknya Rp100 triliun. Hal tersebut disimpulkan dari laporan terakhir Pegadaian pada kuartal III/2020 yang menyebutkan bahwa perusahaan plat merah ini memiliki aset Rp70 triliun.

Sedangkan aset PNM diketahui Rp26 triliun untuk periode yang sama. Adapun, aset BRI sendiri sampai dengan penutupan Desember 2020 sebesar lebih dari Rp1.500 triliun.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi dalam rapat konsultasi menjelaskan bahwa penyelarasan  bisnis tiga BUMN ini diperkirakan tidak akan memakan waktu yang lama. Narasi itu dia lontarkan berdasarkan proses merger tiga bank syariah pemerintah yang berlangsung cepat meski secara mekanisme lebih sulit dibandingkan dengan aksi korporasi BRI saat ini.

“(Bisa rampung) Juni atau Juli,” tegasnya.

Melalui taktik ini, BRI dipastikan dapat memperbesar kemampuan ekspansi keuangan kepada masyarakat yang selama ini tidak bankable dari sebelumnya 15 juta orang menjadi 29 juta orang.