Bagikan:

JAKARTA - Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Wiwik Wahyuni menjelaskan soal alokasi anggaran pembangunan jembatan sekitar Rp144 miliar-Rp145 miliar yang dipersoalkan DPRD.

Wiwik menuturkan, Pemprov DKI memiliki rencana pembangunan daerah (RPD) tahun 2023-2026 yang harus dijalankan selama tahun berjalan. Salah satunya adalah pembangunan jembatan tersebut.

"Untuk target tahunan disampaikan adalah sub kegiatan pembangunan Jembatan yang harus dicapai Dinas Bina Marga berdasarkan RPD 2023-2026," kata Wiwik kepada wartawan, Selasa, 17 Oktober.

Wiwik menegaskan anggaran Rp144 yang diajukan dalam rancangan APBD tahun 2024 tak hanya diperuntukkan membangun 3 jembatan seperti yang diungkapkan Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, melainkan 7 pembangunan jembatan.

Rinciannya, 3 jembatan di atas kali yang dibangun dengan biaya sekitar Rp85 miliar dan jembatan penyeberangan orang (JPO) dengan anggaran Rp89 miliar.

Rencananya, sebagian jembatan akan dibangun pada tahun 2024 dan sebagiannya lagi pada tahun 2025.

"Untuk pembangunan jembatan ada beberapa rencana di antaranya, Jembatan Widya Chandra, Jembatan Irigasi Sejajar (Banjir Kanal Timur) dan Jembatan Cipinang Besar namun untuk pembangunan Jembatan Cipinang Besar akan diusulkan di tahun 2025 sehingga untuk tahun 2024 diperlukan perencanaan terlebih dahulu," jelas dia.

Sebelumnya, Sekretaris Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Adrian Untayana mengungkapkan bahwa Pemprov DKI Jakarta mengajukan alokasi anggaran pembangunan tiga jembatan dengan nilai Rp145 miliar.

Justin menilai besaran anggaran yang diajukan Dinas Bina Marga DKI Jakarta hingga ratusan miliar rupiah ini terkesan janggal dan terlalu besar. Mengingat, pembangunan satu jembatan penyeberangan ini dihitung menghabiskan anggaran Rp50 miliar.

"Saya menyoroti hal ini, dan menjadi beban pikiran karena rasanya tidak masuk akal, untuk pembangunan 3 jembatan penyeberangan dengan anggaran Rp145 miliar. Jelas saya tidak berani menyetujuinya," kata Justin dalam keterangannya, Kamis, 12 Oktober.

Menurut Justin, nilai pembangunan tiga JPO tersebut sangat besar dibandingkan konstruksi-konstruksi jembatan yang pernah dibangun pada industri pertambangan.

"Saya kebetulan baru-baru ini memfasilitasi perusahaan pertambangan berhubungan dengan kontraktor untuk membangun jembatan sepanjang 70 meter, lebar 6 meter dengan beban bisa dilewati truk batu bara berkapasitas 40 ton/ truk, jembatan itu hanya menghabiskan Rp25 miliar," urainya.