NGAWI - Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Lawu dengan metode pengeboman air atau water bombing yang dilakukan petugas terkendala kondisi cuaca setempat.
Kapolres Ngawi AKBP Argowiyono mengatakan pemadaman karhutla di gunung berketinggian 3265 mdpl dengan metode water bombing yang dilakukan pada Selasa sore tersebut hanya bisa sebanyak tiga kali, karena kondisi cuaca sangat berangin dan lokasi yang mulai gelap.
"Tadi water bombing hanya bisa beberapa kali, karena cuaca yang kurang mendukung dan mulai gelap. Sesuai rencana, besok dilakukan lagi," ujar Argo dikutip ANTARA, Selasa, 3 Oktober.
Menurut dia, upaya water bombing akan dilanjutkan besok dan dilakukan sterilisasi dari warga yang melihat di lokasi pengambilan air di salah satu kolam renang tempat wisata di Ngawi.
"Hasil evaluasi hari ini, banyak warga yang ingin melihat proses pengambilan air sehingga itu mengganggu konsentrasi pilot. Hanya pihak berkepentingan yang boleh masuk lokasi besok," ucap dia.
Selain pemadaman melalui metode udara, upaya jalur darat dengan penyisiran petugas di lokasi terbakar juga tetap dilakukan.
Petugas gabungan dari BNPB, BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Ngawi, BPBD Magetan, BPBD Jawa Tengah, TNI, Polri, Polhut, BKSDA, Damkar Ngawi, Perhutani KPH Ngawi, sukarelawan, dan masyarakat tetap dilibatkan.
BACA JUGA:
Dengan upaya-upaya tersebut, pihaknya berharap kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu dapat segera teratasi.
Kebakaran hutan dan lahan terjadi di lereng Gunung Lawu sejak 29 September 2023. Hingga Selasa, 3 Oktober, malam, sejumlah titik api masih terlihat dan belum dapat dipadamkan.