JAKARTA - Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Rusprita Putri Utami menyatakan semangat dalam upaya melaksanakan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual (PPKS) di lingkungan pendidikan perlu sinergi yang erat dengan berbagai pihak.
“Kemendikbudristek tidak bekerja sendiri melainkan bersama dengan unit pelaksana terkait seperti Komnas Perempuan sehingga semangat upaya pencegahan ini sifatnya kolaboratif dan gotong royong,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Minggu, 01 Oktober.
Pihaknya telah melakukan beberapa sinergi untuk melaksanakan PPKS di perguruan tinggi yang salah satunya dengan Komnas Perempuan sehingga diharapkan mahasiswa dapat berada dalam iklim perkuliahan yang baik.
Selain itu, salah satu upaya Kemendikbudristek untuk PPKS dengan menyelenggarakan pameran, obrolan, dan diskusi seputar kekerasan seksual atau POD.KeS yang telah berlangsung mulai 29 September hingga 1 Oktober 2023 di Galeri Nasional, Jakarta.
BACA JUGA:
Dalam kegiatan ini, masyarakat yang berusia di atas 18 tahun dapat mengetahui praktik baik, kendala, solusi, dan dukungan warga kampus dalam PPKS melalui karya seni audio, visual, dan audio-visual yang dipamerkan.
Selain itu, adanya obrolan dan diskusi juga membuat penonton mengetahui praktik baik dan dampak yang telah dilakukan oleh berbagai pihak di kampus melalui Satgas PPKS dan warga kampus lainnya.
Di area pameran audio yang kedap suara, pengunjung mendengarkan suara hati penyintas, tutur semangat dan motivasi dari tiap insan, atau cerita bagaimana kekerasan seksual itu bisa terjadi.
Selain itu, pameran visual menyajikan pameran karya dua dimensi berupa lukisan curahan hati tentang PPKS, infografis tentang PPKS, foto-foto pencapaian dan implementasi PPKS di kampus dan dari kementerian.
Pameran audio-visual menampilkan konten-konten video yaitu Iklan layanan Masyarakat (ILM), gelar wicara (talkshow), dan Ruang Bincang Karakter (Ruang BK) tentang PPKS karya Puspeka atau video-video kiriman kampus terkait implementasi PPKS di kampusnya.
Secara khusus, pameran ini juga menghadirkan bermacam karya untuk membawa pengunjung ke dalam perspektif korban yang merupakan hal penting dalam penanganan kasus kekerasan seksual.
“Itu agar korban merasa aman untuk mengungkapkan masalahnya dan menjalani proses penyelesaian kasusnya hingga selesai,” kata Rusprita.