Bagikan:

BOGOR - Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyosialisasikan relokasi permukiman warga untuk 40 kartu keluarga (KK) yang terdampak bencana longsor dan lainnya di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdul Rachim mengapresiasi semua pihak yang telah mengupayakan percepatan relokasi warga Bogor Selatan yang terdampak bencana.

"Terima kasih bagi semua pihak. Relokasi ini setelah melewati beberapa waktu, sudah diputuskan satu area relokasi yang bisa kita jadikan Desa Tangguh Bencana," kata Dedie dikutip ANTARA, Selasa, 19 September.

Ia menyampaikan pekan depan mulai dikerjakan 40 bangunan siap jadi bagi warga dan ditargetkan akhir tahun sudah bisa ditempati, sehingga memberikan manfaat dan harapan baru bagi warga terdampak bencana di Bogor Selatan.

Sosialisasi relokasi telah dilaksanakan pada Senin (18/9), yang dihadiri Wakil Ketua Komisi VIII DPR Diah Pitaloka, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Bara Jarwansyah, dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdul Rachim, didampingi Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah dan Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Teofilo Patrocinio Freitas.

Pemkot Bogor telah menyediakan lahan seluas 7.000 meter persegi di Kelurahan Pamoyanan sebagai lahan relokasi bagi 40 KK tersebut, sehingga mereka tidak lagi tinggal di daerah rawan bencana.

Wawali berpesan kepada pelaksana pembangunan agar perencanaan harus matang dan komprehensif. Hal-hal yang ada harus segera dikoordinasikan dan diselesaikan dengan pihak terkait lain, diantaranya tata ruang, akses, sarana prasarana, seperti air bersih, PLN, septictank komunal dan lain-lain.

Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Bara Jarwansyah menjelaskan sektor perumahan menjadi prioritas dalam penanganan bagi masyarakat terdampak bencana agar dapat kembali ke rumah dan menjalankan aktivitas secara normal dan diharapkan tidak lagi berada di pengungsian.

“Harapannya bisa cepat selesai proses pembangunan rumahnya. Rumah yang di bangun bertipe 36, dua kamar difasilitasi air bersih dan listrik penerangan plus fasos dan fasum sehingga lebih aman dan nyaman dibanding tempat yang lama," katanya.

Pembangunan rumah tersebut diharapkan selesai tahun 2023. "Untuk itu dukungan semua pihak sangat diharapkan, disamping kesabaran para warga terdampak dalam menunggu selesai proses pembangunan rumah,” kata Bara Jarwansyah.

Secara keseluruhan BNPB sudah membangun sebanyak 700 ribu rumah di seluruh Indonesia yang terdampak bencana dan di Indonesia rata-rata terjadi 10 bencana per hari.