Bagikan:

MALANG - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda kawasan Gunung Arjuno selama 10 hari terakhir belum juga padam. Bahkan, sebaran titik api justru meluas ke wilayah Kota Batu dan juga Mojokerto. Kebakaran terjadi sejak 26 Agustus 2023 lalu.

Sebelumnya, api telah membakar kawasan lereng Gunung Arjuno di wilayah Kabupaten Pasuruan yang mencapai 800 hektare lebih. Sementara itu, lahan yang terbakar di wilayah Kabupaten Malang mencapai 1.244 hektare. Kini, titik api mulai merembet ke wilayah Mojokerto dan Kota Batu.

Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu membenarkan api sudah merembet masuk ke lereng Gunung Arjuno wilayah Kota Batu sejak Jumat (1/9/2023). Sejauh ini, BPBD Kota Batu telah memadamkan api di 18 titik koordinat hingga Senin (4/9/2023).

"Hingga saat ini, api masih telihat merembet ke wilayah Kota Batu. Petugas kami masih di lapangan," kata Agung, Selasa 5 September.

Selain mengerahkan petugas untuk melakukan pemadaman manual, dilakukan juga pemadaman dengan mengerahkan armada water bombing sejak Sabtu kemarin. Total, unit helikopter water bombing telah membawa 13.000 liter air. Namun, sebaran api masih belum dapat dijinakkan.

Sebab itu, BPBD Kota Batu telah meningkatkan status siaga darurat karhutla saat ini menjadi status tanggap darurat. Hingga saat ini, pihaknya masih terus menjalin koordinasi dengan BNPB, BPBD Jatim, dan Lanud Abd Saleh untuk menambah intensitas water bombing.

Menurut Agung, meluasnya api ke wilayah Kota Batu dipengaruhi faktor angin kencang dan vegetasi yang kering akibat musim kemarau panjang. Akibat kebakaran ini membuat vegetasi habis terbakar, seperti cemara gunung, ilalang, dan semak belukar.

Ditengarai, kebakaran ini dipicu oleh aktivitas perburuan liar yang melakukan pembakaran lahan untuk memancing hewan keluar dari tempat persembunyiannya.

Manajer Pusdalops BPBD Jatim Dino Andalananto, menuturkan, metode water bombing penting segera dilakukan dan ditambah intensitasnya. Saat ini luasan lahan terbakar terus bertambah mencapai lebih dari 800 hektare di Kabupaten Pasuruan.

"Dikhawatirkan, kebakaran ini terus meluas. Karena itu, kita butuh segera adanya water bombing," ungkapnya.

Selain itu, tim juga melakukan metode pembuatan sekat bakar untuk mencegah kebakaran meluas ke wilayah lainnya. Total ada sekitar 250 personel gabungan.