Pemprov Kaltara Optimistis Turunkan Stunting Jadi 14 Persen pada 2024
Wakil Gubernur Kaltara Yansen TP (tiga kiri) kompak dengan Wakil Bupati/Wali Kota se-Kalimantan Utara pada Rembuk Stunting Kalimantan Utara 2023 di Tanjung Selor, Rabu (30/8/2023)/ANTARA/Muh. Arfan

Bagikan:

TANJUNG SELOR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara optimistis dapat menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024, sesuai target prevalensi Nasional, bahkan bisa lebih dari itu.

“Kami optimistis karena pada tiga tahun terakhir Kalimantan Utara mengalami penurunan signifikan dari 27 persen menjadi 22 persen, sekarang sisa 17 persen, berarti kurang 3 persen lagi,” kata Wakil Gubernur Kalimantan Utara Yansen TP di Tanjung Selor dilansir ANTARA, Rabu, 30 Agustus.

Meski begitu, Wakil Gubernur Yansen TP mengatakan bahwa upaya penurunan angka stunting tidak berbicara angka target semata. Yang paling utama, perlu ada upaya bersama-sama melakukan perbaikan kualitas dan perilaku hidup masyarakat.

Menurutnya potensi asupan gizi di Kalimantan Utara sangat besar, didukung potensi pangan dari sektor pertanian, perkebunan, maupun perikanan. Menurut Wakil Gubernur, yang perlu ditingkatkan adalah mengelola pangan menjadi asupan/makanan yang berkualitas dan bergizi.

“Maka yang paling utama adalah perubahan perilaku dan cara pandang masyarakat, bukan pada institusi kelembagaan, maka kalau masyarakat berubah, stunting akan hilang,” tuturnya.

Yansen TP menerangkan, penanganan stunting merupakan prioritas nasional, bahkan Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024. Angka tersebut di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 20 persen berdasarkan kesepakatan bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Lebih dari itu, pada 2030 Indonesia ditargetkan dapat bebas stunting sejalan dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui prinsip “No One Left Behind”.

“Perlu diingat bersama bahwa stunting bukan hanya tentang tinggi badan tetapi juga dampaknya pada perkembangan otak dan kemampuan intelektual anak, maka intervensi stunting harus dilakukan komprehensif dan komitmen para pihak,” tuturnya.

Adapun Pemprov Kalimantan Utara berkomitmen terus melakukan percepatan penurunan stunting dengan melaksanakan penguatan pada mekanisme kolaborasi baik dari aspek penyediaan data, perencanaan program kegiatan.

Merujuk data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), saat ini angka prevalensi stunting Kalimantan Utara mengalami penurunan sebesar 5,4 persen dengan capaian pada 2021 sebesar 27,5 persen dan 2022 sebesar 22,1 persen. Pada 2023 ini, angka prevalensi stunting ditargetkan turun lagi hingga 17,5 persen.

“Dari target yang ada, saya optimistis dapat mencapai target nasional yaitu 14 persen pada 2024,” ujar dia.