Bagikan:

JAKARTA - Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy menyebut Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang pernah dibentuk partainya bersama Partai Golkar dan PAN bisa dikatakan bubar karena kedua partai tersebut telah bergabung dalam koalisi Partai Gerindra dan PKB.

Sejak awal, Romy menyebut KIB akan otomatis bubar jika ketiga partai ini telah berbelok dan menyatakan dukungannya kepada bakal calon presiden yang diusung partai lain.

Kini, Golkar dan PAN telah mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi capres. Sementara, PPP juga lebih dulu pindah haluan mendukung Ganjar Pranowo yang telah diusung PDIP.

"Dengan adanya dukungan resmi PAN dan Partai Golkar ke Pak Prabowo hari ini, otomatis hari ini pula lah peresmian bubarnya KIB alias goodbye KIB," ucap Romy dalam keterangannya, Minggu, 13 Agustus.

Romy mengaku tak terkejut dengan merapatnya Golkar dan PAN dalam koalisi Gerindra-PKB. PPP, lanjut Romy, sudah memprediksi sejak awal bahwa PAN akan memilih koalisi yang berpeluang besar menjadikan Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres).

Sementara, peluang PDIP memilih Menteri BUMN itu sebagai cawapres Ganjar dilihat lebih kecil.

"Dukungan PAN kan konsekuensi kemungkinan pak Erick akan digandeng Pak Prabowo. Jadi, sudah lama kita prediksi kalau PAN akan melabuhkan pilihan di mana Pak Erick berlabuh," urai Romy.

Sementara, PPP telah memprediksi Golkar akan berkubu dengan Gerindra lantaran Prabowo pernah menjadi kader Partai Golkar, sebelum Prabowo mendirikan Partai Gerindra.

"Kalau Partai Golkar memang sayup-sayup ini sudah kita dengar akan ke Pak Prabowo karena memang secara chemistry, Partai Golkar lebih dekat dengan Gerindra. Mengingat, Pak Prabowo dulunya juga kader Golkar. Golkar didirikan almarhum Pak Harto yang juga pernah jd mertua Pak Prabowo," jelas dia.

Hari ini, Partai Golkar dan PAN mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo Subianto menjadi calon presiden di Pemilu 2024. Dengan dukungan ini, Golkar dan PAN resmi merapat dengan koalisi Gerindra dan PKB.