Perbaikan Gizi Seimbang Jadi Bentuk Kenormalan Baru Keluarga Indonesia
Webinar Frisian Flag (dok. Frisian Flag)

Bagikan:

JAKARTA - Selama pandemi, banyak masyarakat dipaksa untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Berbagai cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan gizi selama di rumah untuk meminimalisir kontak dari virus COVID-19. 

Bertepatan dengan Hari Gizi dan Pangan, Frisian Flag Indonesia (FFI) bersama Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia menggelar webinar bertajuk #IndonesiaSIAP Peran Perempuan dalam Membentuk Keluarga Sehat dan Kuat melalui Pemenuhan Gizi Seimbang'.

"Kami menyadari pentingnya peran ibu dan perempuan dalam pemulihan bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi di tengah situasi pandemi seperti saat ini," kata Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 29 Januari. 

Menurut Andrew, belakangan ini isu kekurangan gizi dalam keluarga di tengah pandemi mengalami peningkatan. Untuk itu, Andrew berharap dalam eduksi ini dapat memberdayakan Ibu dan perempuan agar bisa meningkatkan perilaku sadar gizi.

Tak hanya itu, FFI juga memberikan produk bergizi berkualitas yaitu berupa susu bubuk Frisian Flag Kompleta yang menjangkau hingga 10 ribu keluarga di area Sumatera Selatan guna mendukung peningkatan status gizi.

"Ketersediaan produk bergizi terjangkau dan edukasi membangun literasi gizi adalah upaya yang dibutuhkan saat ini. Kolaborasi pun jadi kunci kesuksesan membangun literasi gizi masyarakat," ujar Andrew.

Ia pun berharap inisiatif #IndonesiaSIAP dapat menjembatani anggota keluarga dalam menjalani kenormalan baru. Termasuk dalam kepedulian untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang makanan dan gizi.

Selain dengan Frisian Flag, Pergizi Pangan Indonesia juga terus bekerjasama dengan pemerintah dan berbagai pihak-pihak terkait untuk dapat menyebarluaskan wawasan dan pemahaman masyarakat terhadap perbaikan gizi.

"PERGIZI PANGAN Indonesia terus bekerjasama dengan pemerintah dan berbagai pihak-pihak terkait untuk dapat menyebarluaskan wawasan dan pemahaman masyarakat terhadap perbaikan gizi," kata Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Lucy Widasari.

Adapun upaya perbaikan gizi ini merupakan investasi yang strategis dalam hal kualitas sumber daya manusia. Tujuan ini juga sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), salah satu poinnya adalah menghilangkan segala kekurangan gizi pada tahun 2030.