Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebutkan bahwa dirinya memiliki banyak pemikiran yang sama setelah berbincang dengan politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko.

"Saya sangat menghargai, saya sangat menghormati, saya terharu kedatangan Mas Budiman, dan begitu kita bicara, ternyata banyak pemikiran kita yang sama," kata Prabowo usai pertemuan tertutup di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dilansir ANTARA, Selasa, 18 Juli.

Calon presiden dari Partai Gerindra tersebut mengatakan Budiman merupakan sosok yang memiliki cita-cita memperjuangkan kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran rakyat. Menurutnya, cita-cita tersebut sama persis dengan yang ia inginkan.

"Itu persis juga cita-cita saya dari kecil; bahwa keadaan dan situasi membuat waktu itu kita berhadapan, bukan karena kita ingin berhadapan, situasi membuat begitu," kata Prabowo.

Prabowo juga mengatakan Budiman memiliki pemikiran butuh persatuan untuk menjalankan negara besar seperti Indonesia. Ia pun bertekad menjalin hubungan dengan salah satu aktivis 1998 tersebut.

"Dan persatuan ini tidak boleh dianggap enteng. Jadi itu yang saya hargai, kita banyak pemikiran yang bersama, dan kita bertekad untuk menjalin hubungan ini terus menerus, komunikasi terus menerus," ucap Prabowo.

Budiman mengatakan dirinya juga memiliki pemikiran yang sama dengan Prabowo. Dia merasa Prabowo mewakili cara pandang kepemimpinan politik yang sesuai dengan pemikirannya.

"Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo itu mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya, dalam pengertian suatu bangsa yang ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global, karena perang (Ukraina-Rusia)," katanya.

Budiman lanjut menyebut butuh pemikiran dari dua tipe berbeda untuk berbicara hal-hal strategis secara komprehensif. Oleh karenanya, ia menilai ada kecocokan antara latar belakang Prabowo sebagai intelijen dan dirinya sebagai aktivis.

"Biasanya butuh pemikiran dari dua tipe orang: satu intelijen, satu aktivis; karena kalau ada orang politik latar belakangnya intelijen atau tentara, atau latar belakang aktivis, kedua orang itu biasanya mampu berbicara hal-hal strategis secara komprehensif," ucap Budiman.