SERANG - Nilai transaksi pelelangan tangkapan ikan di Kabupaten Lebak, Banten menembus Rp300 miliar per bulan dengan produksi 6.500 ton dari 11 tempat pelelangan ikan (TPI).
"Kami menilai transaksi pelelangan itu menurun dibandingkan enam bulan lalu mencapai Rp500 miliar per bulan," kata Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah dilansir ANTARA, Senin, 17 Juli.
Menurunnya nilai transaksi pelelangan ikan tangkapan tersebut akibat cuaca buruk yang melanda perairan Samudra Hindia.
Biasanya, tangkapan ikan di laut mencapai 20 kali, namun kini berkurang menjadi 10 kali.
Saat ini, kata dia lagi, transaksi pelelangan ikan di 11 TPI itu sebesar Rp300 miliar per bulan dari 3.675 nelayan dengan rata-rata Rp2,4 juta per bulan.
"Kami mendorong nelayan tetap dapat meningkatkan produksi tangkapan ikan guna memenuhi ketersediaan pangan ikan," kata Rizal.
Untuk meningkatkan kualitas ikan, kata dia lagi, Pemerintah Kabupaten Lebak tahun 2023 menyelenggarakan pelatihan bimbingan teknis (bimtek) cara penanganan ikan yang baik.
Pelatihan bimtek itu dengan melibatkan sebanyak 30 nelayan. TUjuannya agar tangkapan hingga pasca penangkapan agar ikan itu tetap berkualitas dan segar.
"Kami berharap melalui bimtek itu, maka nelayan bisa menangani ikan yang baik dan berkualitas, sehingga memiliki nilai jual tinggi, karena kondisi ikan tetap segar dengan penyimpanan alat tong menggunakan es," katanya menjelaskan.
Pemerintah Kabupaten Lebak juga menyalurkan bantuan sarana dan prasarana alat tangkap untuk delapan kelompok nelayan.
Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan bantuan sarana alat tangkap untuk dua kelompok nelayan.
Bantuan prasarana alat tangkap itu mulai mesin tempel, mesin lainnya hingga jaring.
"Kami meyakini bantuan untuk nelayan itu dalam upaya meningkatkan produksi tangkapan yang bermuara kesejahteraan nelayan, sehingga mampu mengatasi kemiskinan ekstrem," kata Rizal pula.
Dia mengatakan, populasi tangkapan ikan di perairan selatan Banten atau Samudra Hindia yang menjadi andalan ekonomi nelayan yakni jenis ikan tuna sirip kuning. Ikan ini masuk kategori terbaik di Indonesia, karena populasinya berada di perairan Samudra Hindia.
Bahkan, ikan tuna sirip kuning itu diekspor, termasuk ikan tenggiri, tongkol, tuna, kakap, cumi-cumi, cakalang, dan layur.
Saat ini, kata dia, harga lelang bervariasi mulai kisaran Rp60 ribu sampai Rp350 ribu per kilogram.
"Kami terus berupaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tangkapan ikan dengan memberikan bantuan peralatan tangkap dan armada kapal," katanya.