Terjadi 20 Gempa Susulan di Yogyakarta
Tangkapan layar. Peta guncangan gempa bumi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). (ANTARA/Vicki Febrianto)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekam sebanyak 20 kali gempa bumi susulan dengan kekuatan berkisar antara 3,0 hingga 4,2 magnitudo di Yogyakarta.

"Hasil monitoring BMKG sampai pukul 21.30 WIB menunjukkan adanya 20 kali gempa susulan dengan magnitudo berkisar antara 3,0 hingga 4,2," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dilansir ANTARA, Jumat, 30 Juni. 

Dwikorita mengatakan sebelumnya telah terjadi gempa bumi yang berpusat di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Daerah Istimewa Yogyakarta pada pukul 19.57 WIB.

BMKG awalnya mencatat gempa itu berkekuatan 6,4 magnitudo dan kedalaman 25 kilometer, kemudian kekuatannya diperbaharui menjadi angka 6,0 magnitudo dengan kedalaman 67 kilometer.

Jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, maka gempa bumi yang terjadi itu merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi atau tumbukan Lempeng Indo-Australia atau Lempeng Samudera Hindia yang menumbuk masuk ke bawah lempeng Eurasia.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik atau patahan naik," kata Dwikorita.

Gempa bumi itu dirasakan oleh masyarakat yang bermukim di sejumlah daerah, yaitu skala IV MMI di Bantul, Tulungagung, Nganjuk, Kebumen, Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek.

Skala intensitas III hingga IV MMI juga terasa di Karangkates, Klaten, Kediri, Kulon Progo, dan Wonogiri.

Skala intensitas III terasa oleh warga yang bermukim di Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto, Mojokerto, Pacitan, Gresik, Malang, Salatiga, dan Jepara. Skala intensitas II hingga III MMI terasa sampai ke wilayah Lumajang, Ngawi, Blora, dan Bandung.

 

Menurut literasi BMKG skala IV MMI berarti getaran gempa masuk kategori ringan dan dapat dirasakan banyak orang di dalam rumah serta membuat jendela serta pintu berderik.

Skala III MMI, gempa tergolong lemah cuma menimbulkan getaran di dalam rumah seperti ada truk yang melintas, sedangkan skala II MMI, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada beberapa infrastruktur rusak akibat gempa bumi tersebut, di antaranya rumah rusak 15 unit, fasilitas pemerintah satu unit, fasilitas kesehatan satu unit, dan fasilitas pendidikan dua unit.

Bangunan-bangunan rusak itu tersebar di Kabupaten Gunungkidul, Bantul, dan Kulon Progo.