Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sedang mempersiapkan proyek relokasi sejumlah perusahaan asal negara Taiwan dari China untuk pindah ke wilayah Jawa Barat. Ia mendapat informasi bahwa ada 70 ribu perusahaan Taiwan yang berinvestasi di China.

Lebih lanjut, Ridwan Kamil berujar, dari jumlah tersebut, separuhnya dikabarkan akan pindah ke negara-negara di wilayah ASEAN. Informasi ini, dia dapatkan saat berkunjung ke Taipei, beberapa waktu lalu.

"Saya sedang mempersiapkan bedol desa dari China yaitu dari Taiwan. Nah saya harus menangkap itu. Salah satunya saya siapkan kota petrochemical di Balongan, Indramayu, di mana turunannya sangat banyak," tuturnya, dalam acara webinar 'Akselerasi Pemulihan Ekonomi', Selasa, 26 Januari.

Sekadar informasi, Balongan adalah satu dari beberapa 13 kota industri baru yang akan dibangun di Kawasan Metropolitan Rebana, Jawa Barat. Ia mengatakan nantinya kota-kota itu akan memiliki warna-warna tersendiri dari negara yang berinvestasi.

Misalnya, kata Ridwan, kawasan Patimban yang mayoritas investasinya dari Jepang, zona halal di lahan RNI yang diminati investor dari Abu Dhabi, serta kawasan Balongan yang ditawarkan kepada investor Taiwan.

"Itu cara saya untuk mengatur agar tidak ada kejomplangan investasi yang terlalu dominan dan ada ketaatan dan komitmen tapi implementasi jangka pendek juga didekati," katanya.

Menurut Kang Emil sapaan akrabnya, berdasarkan pantauan yang dilakukan pihaknya, saat ini investor yang masuk ke Jawa Barat mayoritas berasal dari Asia bagian timur, misalnya China, Jepang, hingga Singapura.

Lebih lanjut, Emil menilai, saat ini masih sedikit investor dari Eropa, Amerika Serikat, maupun Timur Tengah yang berinvestasi di Jawa Barat.

"Secara geopolitik pun kepada para duta besar selalu saya ingin seimbangkan. Agar tidak ada yang terlalu dominan sehingga iklim persaingan investasi juga tidak terlalu jomplang. Ini sudah kami lakukan, saya punya peta, negara mana yang perlu didekati," ucapnya.

Ridwan Kamil berujar memiliki strategi untuk menggaet investor dari negara yang masih belum banyak berinvestasi di Indonesia. Kata dia, caranya dengan menceritakan potensi-potensi Jawa Barat kepada calon investor.

Setelah itu, kata Ridwan, dirinya akan memastikan komitmen jangka panjang dari para investor tersebut. Biasanya, negara-negara tersebut akan menanyakan mengenai regulasi dan kesiapan infrastruktur.

"Saya juga siapkan governance club. Jadi, mereka yang komit mau mendukung Jawa Barat, saya kasih akses pribadi. Jadi kalau punya masalah bisa hubungi saya pribadi, saya turun langsung. Sehingga mereka yang betul-betul taat dengan komitmen jangka panjang dan eksekusi jangka pendek," ujarnya.