Prabowo Yakin Pemimpin AS-China Bijak Bertindak Demi Perdamaian Dunia
Mehnan Prabowo Subianto saat menjadi salah satu pembicara dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023 di Singapura, Sabtu (3/6/2023). (ANTARA/HO-Tim Media Prabowo Subianto)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyoroti persaingan global antara Amerika Serikat (AS) dengan China sebagai kekuatan baru dan meyakini pemimpin kedua negara itu bisa bersikap bijak demi menjaga perdamaian dunia.

"Saya berpendapat bahwa pemimpin kedua kekuatan dalam persaingan ini adalah pemimpin yang bijaksana. Mereka pasti menyadari beban yang ada di pundak mereka," kata Prabowo dalam forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023 di Singapura dilansir ANTARA, Sabtu, 3 Juni.

Prabowo mengingatkan sejarah memang mencatat ketika sebuah kekuatan besar baru muncul hingga bisa berhadapan dengan kekuatan global yang sudah mumpuni, maka hal itu praktis akan meningkatkan ketegangan.

"Dan catatan sejarah membuktikan konflik semacam ini kerap berakhir menjadi konflik yang terbuka," kata Prabowo dalam pidatonya seperti dipantau melalui kanal YouTube resmi IISS dari Jakarta, Sabtu.

Sementara itu, sejumlah kalangan juga menganggap persaingan antara AS dan China menjelma menjadi Perang Dingin baru. Menurut Prabowo, setiap perang, baik panas maupun dingin, selalu berdekatan dengan ancaman malapetaka bagi seluruh dunia.

"Terlebih di era sekarang yang diwarnai kemajuan sains, teknologi, kecerdasan artifisial, lompatan kuantum, maupun temuan-temuan teknologi baru. Di era sekarang, konfrontasi kekuatan apa pun bisa segera berujung pada malapetaka yang marabahaya," jelasnya.

Bahkan, Prabowo menyebut sejumlah ahli beranggapan bahwa Indonesia akan mengalami penderitaan dan mati secara pelan-pelan meski tidak terlibat langsung dalam konflik terbuka apabila terjadi perang nuklir.

Dia mengingatkan kompromi tidak hanya tradisi milik Asia, tetapi juga satu-satunya cara agar masyarakat dan komunitas bisa menjadi sejahtera.

"Sejarah manusia mengajarkan bahwa kompromi dan koeksistensi adalah satu-satunya cara abadi untuk menuju kesejahteraan," kata Prabowo.

Karena itu, Menhan optimistis pemimpin kedua kekuatan besar akan menemukan kebijaksanaan melalui pemahaman atas sejarah panjang peradaban mereka.

Prabowo menyebut China memiliki sejarah panjang, bahkan mungkin yang terpanjang yang tercatat dalam sejarah manusia, serta telah dan akan selalu menjadi peradaban besar.

Sementara itu, sambung Prabowo, Amerika Serikat adalah pemimpin sekaligus bagian dari peradaban Barat yang telah membawa umat manusia melewati zaman renaisans dan pencerahan serta meningkatkan kesejahteraan umat manusia melalui sains dan berbagai temuan.

"Oleh karena itu, saya yakin pemimpin China dan pemimpin Amerika Serikat atau Barat akan bisa menyelesaikan konflik ini lewat kompromi, kerja sama, dan manusiawi, agar menghasilkan resolusi damai atas perbedaan yang ada," katanya.

Prabowo juga tidak keberatan apabila dirinya dianggap sebagai optimis abadi (eternal optimist) karena pandangannya terhadap persaingan global Amerika Serikat dan China tersebut.

"Sebab alternatif dari pandangan optimistis ini adalah sesuatu yang bahkan tidak berani saya pertimbangkan," ujar Prabowo.