Ancang-ancang Kekurangan Stok Pangan di Musim Kemarau, Pemrov Bengkulu Gandeng Sumbar
Mesin pemotong padi dioperasikan di areal persawahan Desa Gembongan, Karawang pada Senin 5 November 2021. (Antara-M Ibnu C)

Bagikan:

BENGKULU - Pemerintah Provinsi (Pemrov) Bengkulu menggandeng sejumlah wilayah termasuk Sumatera Barat (Sumbar) untuk mengantisipasi dampak musim kemarau diprediksi terjadi Juli 2023.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu Yenita Syaiful mengatakan prediksi cuaca itu datang dari BMKG.

"Kalau memang ada komoditas banyak di Bengkulu, dan provinsi lain kurang atau sebaliknya, akan ada kerja sama antarprovinsi, kalau perjanjian kerja sama sudah ada dengan Sumatera Barat tinggal pelaksanaannya saja kalau nanti stok pangan kurang," katanya di Bengkulu, Rabu 31 Mei, disitat Antara.

Dia menuturkan, daerah pun terus memantau, mewaspadai kondisi berkurangnya stok serta kenaikan harga bahan pokok di pasaran.

"Kalau ada bencana alam ataupun cuaca yang ekstrem tentunya sangat berpengaruh terhadap pertanian, begitu juga kemarau. Tanaman-tanaman pertanian khususnya yang berhubungan dengan inflasi di Bengkulu seperti bawang merah, cabai dan padi, itu tentunya perlu dipantau," ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebutkan Pemerintah Provinsi Bengkulu telah bersiap menghadapi dampak kemarau terhadap ketersediaan komoditas pangan.

Salah satunya, kata dia, dengan memastikan kecukupan stok beras daerah bersama Bulog, untuk persediaan 6 bulan ke depan. Begitu juga, kata Rohidin, untuk ketersediaan bahan pokok lainnya.

Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu menyebutkan pada April 2023 masih terkendali dengan baik dan angkanya berada di bawah nasional.

"Dari potret yang dilakukan BPS pada April inflasi sebesar 0,28 persen, kalau dibandingkan dengan nasional dimana inflasi 0,33 persen, angka ini masih lebih rendah dibandingkan nasional," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal.

Kemudian, lanjut dia, kalau dibandingkan dengan bulan yang sama di 2022, inflasi kali ini juga jauh lebih rendah. Inflasi pada April 2022 dicatat sebesar 1,45 persen (mtm).

Hal tersebut menunjukkan ketersediaan komoditas pokok di pasaran mencukupi kebutuhan masyarakat yang bahkan pada April 2023 seharusnya konsumsi masyarakat meningkat karena bertepatan dengan Ramadhan dan Idulfitri 2023.

Namun waktu itu, kata dia sejumlah bahan pokok malah mengalami deflasi, contohnya cabai merah angka inflasinya minus 0,24 persen, daging ayam ras minus 0,25 persen, minyak goreng minus 0,07 persen. Hanya saja, komoditas beras pada April yang mengalami inflasi, namun masih dalam kondisi baik. Beras mengalami inflasi 0,37 persen.