Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mewaspadai sejumlah daerah yang menjadi langganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga puncak musim kemarau pada Agustus 2023.

"Sebenarnya ada enam provinsi yang menjadi dan tanda kutip langganan kebakaran hutan ini, di Sumatra sudah tiga yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan. Di Kalimantan itu juga ada tiga, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dikutip ANTARA, Selasa 30 Mei.

Ia mengatakan saat ini, sebaran karhutla masih meluas di wilayah Aceh, Jambi, dan Sumatera Selatan. Namun yang cukup signifikan terjadi di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.

Dari rentang waktu 22-29 Mei 2023, terdapat 22 kejadian bencana di Indonesia, dengan 50 persen merupakan karhutla. Kejadian karhutla naik dari empat kali, delapan kali, hingga terakhir 13 kali.

Bencana hidrometeorologi kering mendominasi, meski terdapat banjir dan tanah longsor, serta cuaca ekstrem

"Biasanya cuaca ekstrem ini dengan hujan. Sekarang cuaca ekstrem tanpa hujan dan angin puting beliung tanpa diiringi oleh hujan," kata Abdul.

Meskipun saat ini tengah mengalami periode peralihan dari musim hujan ke kemarau, kata dia, di beberapa tempat secara lokal ada faktor-faktor yang menyebabkan intensitas hujan masih tinggi.

"Fokus kita mungkin memang dalam beberapa waktu kedepan sampai puncak musim kemarau yang diperkirakan oleh BMKG Agustus nanti, kita harus benar-benar memperhatikan dan mewaspadai kebakaran hutan dan lahan," kata Abdul.