JAKARTA - Operasi SAR gabungan terhadap pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 resmi ditutup pada hari ketiga belas. Meski operasi terpadu dihentikan, tim SAR tetap akan melanjutkan pencarian.
Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut, operasi lanjutan akan dipindahkan, dari sebelumnya di Posko JICT II, Tanjung Priok, menuju posko di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Operasi lanjutan di Pulau Lancang akan dipimpin oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dengan bantuan tim SAR dari Basarnas, TNI, dan Polri.
"Kami berkomitmen tetap melakukan upaya-upaya dan mengalihkan lead (komando) ke KNKT untuk melakukan operasi lanjutan yang ada di Pulau Lancang," kata Budi di Posko JICT II, Jakarta Utara, Kamis, 21 Januari.
Dalam operasi ini, KNKT akan fokus mencari black box dengan jenis cockpit voice recorder (CVR) yang sampai saat ini belum ditemukan. Sementara, black box flight data recorder (FDR) telah ditemukan sejak Selasa, 12 Januari.
"Kita harapkan dari doa masyarakat semuanya dalam operasi lanjutan ini juga ada unsur bantuan dari SAR. Jadi di dalam operasi pencarian CVR, kami juga akan melihat jika ada sesuatu, akan kami laporkan ke Basarnas," ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono.
Sementara itu, Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito menuturkan anggota SAR juga tetap akan mencari bagian tubuh korban (body part) dalam operasi lanjutan ini.
BACA JUGA:
"Dalam hal ini, jika kami menemukan bagian-bagian dari jasad korban, tentu anggota SAR yang ikut di dalam tim kami akan segera melaporkan dan menindaklanjuti," ungkap Bagus.
Pesawat Sriwijaya Air dinyatakan hilang kontak dan jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari.
Berdasarkan operasi SAR sejak hari pertama sampai terakhir, total temuan tim SAR sebanyak 324 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body parts. Kemudian, material pesawat sebanyak 119, dengan rincian 68 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat dan 55 potongan besar pesawat.