6 Hari Pascagempa, Kondisi Mamuju dan Majene Sulbar Berangsur Membaik
Personel PMI dan Basarnas melakukan pencarian terhadap korban yang diduga tertimbun puing bangunan RS Mitra Mankarra Kecamatan/Kabupaten Mamuju, Sulbar. (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Enam hari pasca diguncang gempa bumi magnitudo 6,2 skala richter, kondisi Kabupaten Mamuju dan Majane, Sulawesi Barat, berangsur-angsur membaik. 

Kasrem Kolonel Yusuf Sampetoding mengatakan, kondisi yang makin membaik dilihat dari beberapa fasilitas publik yang sudah bisa digunakan kembali.

"Berdasarkan dengan pendataan yang sudah dibuat oleh Dansatgas, beberapa fasilitas publik yang ada sudah mulai berfungsi kembali, keadaan sudah mulai berangsur membaik," ujar Yusuf dalam keterangannya, Kamis, 21 Januari.

Selain itu, Yusuf juga menyebut berdasarkan pemantauan di lapangan beberapa toko sudah beroperasi kembali meski mendapatkan penjagaan kepolisian. Dengan begitu, roda ekonomi kembali bergerak.

"Beberapa toko sudah kembali buka dengan pengawasan ketat kepolisian. Kami berharap perekonomian di Sulawesi Barat khususnya Kabupaten Mamuju maupun Majene bisa berangsur pulih, sehingga masyarakat bisa hidup dengan normal kembali," papar dia.

Berdasarkan data per 20 Januari, sebanyak 318 titik pengungsian yang terbagi di Kabupaten Mamuju dan Majene. Sebanyak 299 berada di Kabupaten Mamuju dan 17 titik di Kabupaten Majene.

"Kami memperoleh data berupa 318 titik pengungsian, di mana 299 berada di Mamuju dan 17 titik di Majene. Untuk di Mamuju masih terus berlangsung pendataannya, sedangkan di Majene sudah lengkap semua," jelas Yusuf.

"Harapan kita mudah-mudahan dalam waktu dekat semuanya bisa terdata," sambung dia. 

Dalam penanganan pascagempa, ada ribuan personel dikerahkan. Mereka membantu para koban gempa dan mengawal pendistribusian bantuan baik melalui darat, laut, dan udara.

"Personel yang dikerahkan dalam penanganan bencana gempabumi di Sulawesi Barat, antara lain personil TNI berjumlah 1561 orang, Polri 744 orang, bahasa anak 100 orang, BPBD 100 orang, serta relawan kurang lebih 850 orang," ungkapnya.

Sementara untuk proses pembersihan reruntuhan akibat gempa, sejumlah alat berat masih dioperasikan.

"Dengan adanya dukungan bantuan alat berat, kami berharap dalam waktu tidak lama lagi reruntuhan bisa bersih seluruhnya sehingga masyarakat dapat segera kembali beraktivitas normal," katanya.