Bagikan:

JAKARTA - Polda Metro Jaya menggandeng Polda Lampung dan pihak terkait lainnya guna menganalisa catatan dan surat-surat yang diduga milik Mustopa si pelaku penembakan di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Adapun, salah satu surat berisi curahan hati Mustopa yang menyebut telah lelah berjuang untuk mendapatkan keadilan. Selain itu, dalam surat lainnya Mustopa juga mengaku sebagai wakil Nabi.

"Pada kesimpulan awal sementara itu yang telah disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya tentu catatan-catatan, alat bukti yang ada di TKP ini menjadi bagian untuk kita lakukan analisis pada proses penyelidikan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan, Rabu, 3 Mei.

Dalam proses analisa, beberapa pihak ikut dilibatkan, semisal, Polda Lampung Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor), Laboratorium Forensik dan lainnya.

Kemudian, tim juga telah diutus ke rumah Mustopa yang berada di Lampung. Tujuannya mencari informasi guna mengetahui lebih jauh motif di balik aksi penembakan tersebut.

"Dalam proses ini masih berkesinambungan, berkelanjutan tadi malam juga sudah diturunkan tim langsung dari Polda Metro Jaya menuju ke Lampung," kata Trunoyudo.

Sebagai informasi, polisi menemukan surat yang diduga milik Mustopa. Isi surat itu yakni;

SUMPAH YANG KEDUA

Kepada bapak pimpinan Kapolda metro jaya yang terhormat setelah saya membawa pisau ke kantor bapak tetap saya tidak mendapatkan hak saya yaitu keadilan juga bapak tidak mempertemukan saya dengan ketua MUI republik Indonesia saya mohon kepada bapak selaku penegak hukum supaya saya dipenjarakan seumur hidup/tembak mati kalau tidak bapak lakukan

Saya bersumpah atas nama Allah dan Rasul saya akan cari senjata api saya akan tembak penguasa pejabat di negeri ini terutama orang-orang MUI tanpa memberitahu terlebih dahulu slash meminta izin untuk kedua kalinya kepada penegak hukum slash kepolisian karena saya sudah lelah berjuang untuk mendapatkan hak saya yaitu keadilan

25 Juli 2022

hormat saya

Mustofa NR