Bagikan:

YOGYAKARTA – Masyarakat diminta untuk mempersipkan diri menghadapi dampak El Nino yang kemungkinan terjadi pada bulan Agustus 2023 nanti. Kemungkinan adanya cuaca ekstrem ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Melalui akun Instagram resminya, @luhut.pandjaitan pada pada Rabu 26 April, Luhut menyampaikan mengingatkan bahwa terjadinya El Nino (pemanasan suhu muka laut) di bulan Agustus nanti mampu memicu kekeringan.

Dampak El Nino

Dikutip dari situs resmi BMKG NTB, El Ninoadalah salah satu fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di wilayah Samudera Pasifik bagian tengah. Kondisi pemanasan SML menyebabkan petensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah serta mengurangi curah hujan di wilayah Tanah Air. Dampak El Nino secara umum adalah terjadinya kekeringan.

Dalam buku Tanya Jawab : La Nina, El Nino dan Musim di Indonesia, istilah El Nino sendiri diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”. Istilah ini awalnya dipaakai untuk menandai kondisi arus laut hangat tahunan yang datang dari arah selatan di sepanjang pesisir Peru dan Ekuador ketika menjelang natal. Kondisi tersebut terjadi beberapa abad lalu, sedangkan istilah fenomena tersebut disematkan oleh nelayan Peru dengan nama El Niño de Navidad.

Arus air yang hangat ini melanda perairan di wilayah Amerika  Selatan. Seiring berjalannya waktu belakangan diketahui bahwa arus air hangat di laut itu terjadi lebih luas di Samudera Pasifik bagian timur. Bahkan bisa pula mencapai garis batas penanggalan internasional di Pasifik tengah.

Sedangkan lawan dari El Nino adalah La Nina, istilah yang merujuk pada fenomena pendinginan air laut di Samudera Pasifik sebelah timur dan tengah. Istilah La Nina juga diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “si gadis”.

Baik El Nino maupun La Nina sama-sama berdampak pada pola iklim dunia, termasuk iklim di Indonesia. Secara spesifik, dampak El Nino adalah sebagai berikut.

  1. Penurunan Curah Hujan

Salah satu dampak fenomena El Nino adalah berkurangnya curah hujan di wilayah terdampak. Tingkat pengurangan curah hujan bergantung dari  intensitas El Nino. Di Indonesia, penurunan curah hujan yang disebabkan oleh El Nino sangat mungkin terjadi, namun tidak seluruh wilayah mengalami kondisi ini.

Fenomena El Nino yang cukup kuat dalam sejarah pernah terjadi tahun 1997. Kala itu curah hujan tiga bulanan di Indonesia berkurang drastis. Beberapa wilayah seperti Jawa,  Bali , Nusa Tenggara,  sebagian wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua mengalami curah hujan amat rendah atau extremely low rainfall di sepanjang tahun.

  1. Kekeringan

Efek El Nino di Indonesia bersifat domino. Dengan adanya pengurangan curah hujan maka akan muncul kekeringan yang terutama berdampak pada sektor pertanian. Di tahun 1997, produktivitas padi disebut menurun drastis akibat kekeringan yang disebabkan oleh El Nino.

  1. Kebakaran Hutan

Dampak lain yang ditimbulkan oleh El Nino adalah kebakaran hutan. Suhu panas dapat memicu titik api hingga membakar hutan. Kondisi tersebut kemudian memicu kerusakan alam hingga polusi udara di sekitar hutan.

  1. Berpengaruh pada Biota Laut

El Nino juga berpotensi mempengaruhi kehidupan laut di lepas pantai Pasifik. Pasalnya akan muncul arus hangat yang tentu akan berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup yang ada di dalam laut.

Itulah beberapa dampak El Nino. Kunjungi VOI.ID untuk informasi menarik lainnya.