Bagikan:

SULUT - Status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) masih level III atau Siaga per hari ini.

"Kami berharap warga mematuhi radius bahaya atau rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang, Yudia A Tatipang di Manado, Sulut, Minggu 16 April, disitat Antara.

Dia menjelaskan, dari laporan hasil pengamatan hingga pukul 00.00-06.00 WITA, secara visual Gunung Karangetang tampak jelas hingga kabut, sementara asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.

Asap kawah dua teramati putih tipis hingga tebal lebih kurang 25 meter. Dari CCTV teramati sinar api lk 10 meter dari puncak kawah satu dan dua.

Pos Gunung Api merekam tujuh kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo lima sampai delapan milimeter, dengan S-P 0 detik dengan durasi 10-24 detik.

Terekam juga satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo delapan milimeter durasi lima detik, satu kali gempa tektonik lokal amplitudo 35 milimeter, S-P tujuh detik durasi 20 detik, serta empat kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 8-35 milimeter, S-P 16-19 detik durasi 44-89 detik.

Dia menambahkan, terkait dengan situasi ini beberapa rekomendasi harus dipatuhi, yaitu masyarakat, pengunjung, wisatawan dan pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama serta 3,5 kilometer pada sektor selatan dan tenggara.

Masyarakat di sekitar gunung dengan ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut tersebut, diharapkan tenang serta tidak terpancing isu-isu tentang erupsi serta senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro.

Sementara pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang diharapkan mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar.

Gunung Karangetang erupsi efusif pada tanggal 8 Februari 2023 setelah menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik.