BNPB: Tanggap Darurat Banjir dan Longsor Sumedang Ditetapkan hingga 29 Januari
Proses evakuasi longsor di Sumedang (Foto: Humas BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan potensi longsor susulan di Cihanjuang, Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, masih sangat mungkin terjadi jika curah hujan masih tinggi.

Selain itu, kata Raditya, BNPB mengatakan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, juga sudah menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor selama 21 hari.

"Tetap waspada dalam kondisi masa La Nina ini sampai Februari. Kita ikuti terus perkembangan BMKG, bahwa kejadian bencana bisa dipicu oleh faktor curah hujan tinggi. Bupati Sumedang telah menetapkan pernyataan tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama 21 hari mulai 9 Januari-29 Januari," tuturnya, dalam konferensi pers secara virtual, Minggu, 17 Januari.

Raditya juga memaparkan penanganan terkini terkait bencana longsor yang terjadi Desa Cihanjuang, Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat. Berdasarkan data hingga Minggu 17 Januari, jumlah korban tewas mencapai 29 orang dan 11 lainnya masih hilang.

Saat ini, kata Raditya, BNPB mengatakan BPBD Jabar dan BPBD Sumedang juga terus mengkaji rumah warga yang harus dikosongkan sesuai rekomendasi PVMBG.

"BPBD Sumedang ini sudah membangun lima tenda pengungsi dilengkapi satu unit truk toilet umum dan truk tangki air di lapangan Taman Burung," katanya.

Lebih lanjut, Raditya mengatakan, BPBD Sumedang juga melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk mendata jumlah korban dan pengungsi, mencari warga yang masih hilang.

"Tetap waspada karena berada di kawasan risiko, terutama masyarakat yang berada di titik-titik potensi longsor, koordinasi terus dilakukan," tuturnya.