PADANG - Anggota DPR RI Hermanto menyatakan perlu evaluasi bersama terkait angka stunting di Sumbar yang mengalami kenaikan.
“Ini yang harus dievaluasi bersama dan apa penyebab angka ini masih tinggi padahal target presiden di angka 14 persen di 2024,” kata dia.
Namun dia optimis angka anak gagal tumbuh akibat kurang gizi atau stunting di Sumatera Barat dapat ditekan dengan berbagai upaya serentak yang dilakukan dalam memenuhi gizi masyarakat.
“Stunting ini kepentingan nasional dan seluruh kita harus berperan nyata dalam menekan angka tersebut,” kata anggota DPR RI Dapil Sumbar I Hermanto di Padang, Sabtu.
Ia mengatakan salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebar ikan tuna berkualitas dengan mutu bagus kepada masyarakat.
Selain itu ada program gemar ikan yang mengajak masyarakat memenuhi kebutuhan protein dengan mengonsumsi ikan.
“Hal ini juga dilakukan kementerian lain, pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi mendorong anak balita dapat terpenuhi kebutuhan gizi mereka,” kata dia
Dirinya mengaku optimistis angka ini dapat ditekan karena saat ini pandemi COVID-19 telah berakhir sehingga program pemerintah dalam menekan stunting dapat dilakukan lebih leluasa.
Sebelumnya Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Nasional Keluarga Berencana (BKKBN) Sumbar, Fatmawati menyebutkan pada 2022 prevalensi stunting di Sumbar naik sekitar 1,9 persen dari 23,03 persen pada 2021 sehingga menjadi 25,2 persen 2022.
Kenaikan itu terjadi di tujuh kabupaten dan kota di Sumbar yakni, Pasaman 11 persen, Agam lima persen, Padang 0,4 persen, Dharmasraya, Solok Selatan, Pesisir Selatan dan Mentawai.
BACA JUGA:
Namun ada kabupaten dan kota yang turun angka stunting seperti, Sawahlunto di angka 13 persen dan lainnya.
"Stunting yang naik betul-betul kita kawal pada tahun ini, sehingga angka stunting bakal turun," pungkasnya.