<i>Black Box</i> Sriwijaya Air SJ-182 Ditemukan
Kotak hitam pesawat sriwijaya air. (Fauzi Lamboka/Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 telah ditemukan pada sore ini. Black box ditemukan oleh tim penyelam TNI Angkatan Laut.

Black box Sriwijaya Air SJ-182 ditemukan di sekitar Pulau Laki-Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Selasa sekitar pukul 16.20 WIB. 

Saat ini, black box akan tiba di Posko Terpadu JICT II, Jakarta Utara. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tengah bersiap mengumumkan penemuan black box.

Black box itu dimasukkan ke dalam boks dan berisi air berwarna kecokelatan, kemudian dibawa menggunakan Sea Rider oleh beberapa penyelam di antaranya Kopaska dan Dislambair.

Kotak hitam itu dibawa oleh Dansatgasla Operasi SAR Sriwijaya Air Laksamana Pertama Yayan Sofyan dan Direktur Operasional Puskopaska Kolonel Laut (P) Johan Wahyudi.

Black box adalah alat penting untuk mengidentifikasi penyebab jatuhnya pesawat. Adapun Black Box yang terpasang pada pesawat terbang terbagi menjadi dua bagian yakni Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).

FDR bertugas untuk menyimpan parameter penerbangan selama 25 jam sebelum ditimpa dengan rekaman baru. Informasi tersebut meliputi kecepatan, ketinggian, waktu, hingga arah pesawat.

Sedangkan CVR menyimpan percakapan antara pilot kepada krunya atau menara pengawas. Periode rekamannya selama dua jam, dan setelahnya ia akan terus merekam ulang dengan sendirinya dan menimpa data sebelumnya.

Sebagai informasi, jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC SJ182 rute Jakarta-Pontianak dimulai dengan hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari, pukul 14.40 WIB. Kemudian, terkonfirmasi bahwa pesawat jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Data Flightradar menunjukkan dugaan pesawat mengalami stall sebelum menukik tajam. Stall adalah salah satu malfungsi penerbangan. Stall rawan terjadi di awal keberangkatan: dimulai dari lepas landas, memeroleh ketinggian, hingga manuver yang biasanya berputar.

Sriwijaya Air mengaku pesawat miliknya dalam kondisi sehat dan tidak bermasalah sebelum lepas landas. Memang ada ada penundaan atau delay yang terjadi selama 30 menit sebelum penerbangan, itu terjadi akibat adanya cuaca buruk di rute penerbangan yang akan dilalui.