JAKARTA - Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera menyoroti viralnya kabar seorang guru SMK yang dipecat lantaran mengomentari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil disebut lebih dulu mengirimkan direct message kepada sekolah terkait hal itu dan melaporkan guru tersebut hingga pihak sekolah mengambil tindakan pemberhentian.
Menurut Mardani, tidak seharusnya semua komentar di media sosial dijatuhkan sanksi. Apalagi, hanya sekedar menyebut 'maneh'.
Kata maneh, bahasa Sunda, artinya kamu, dan biasa digunakan kepada lawan bicara maksimal sebaya dan konteksnya bisa tidak sopan.
Seharusnya, kata Mardani, sebagai pejabat publik Ridwan Kamil lebih bijak dengan memberikan edukasi kepada yang berkomentar.
"Mestinya semua aksi di media sosial jangan dikenakan aksi tindakan hukum. Kedepankan edukasi dan restorasi. Kasihan masyarakat," ujar Mardani kepada VOI, Jumat, 17 Maret.
Anggota komisi yang mengurusi bidang pemerintahan itu menilai, Ridwan Kamil sebagai kepala daerah perlu berprasangka baik kepada masyarakat. Terlebih, guru itu merupakan warganya sendiri.
"Kita perlu husnuzon pada masyarakat. Tapi standar tinggi bagi pejabat atau pemegang amanah. Ayo masing-masing jaga akhlak mulia," imbau Mardani.
Legislator PKS dapil DKI Jakarta ini pun menyarankan agar Ridwan Kamil yang juga politikus Golkar itu tidak terbawa perasaan alias baper menanggapi komentar netizen.
Baiknya, kata Mardani, sebagai gubernur, pria yang akrab disapa Kang Emil itu harus tetap melayani masyarakat jika dikritik di media sosial.
"Jangan baper. Justru (harusnya, red) sangka baik dan melayani," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau Kang Emil menegaskan dirinya bukan sosok pemimpin yang anti kritik dari pihak luar, termasuk dari Muhammad Sabil Fadhilah, seorang guru SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon, Jawa Barat, di ranah media sosial.
"Saya tidak anti kritik, saya terbuka, sudah ribuan kritik masuk. Seorang pemimpin tidak boleh anti kritik, makanya saya tidak mengeluarkan statement yang anti kritik," kata Gubernur Ridwan Kamil di Bandung dilansir dari Antara, Kamis, 16 Maret.
Setiap kritikan atau pertanyaan dari pihak luar yang ditujukan kepada dirinya di jagat maya selalu dibalas berdasarkan kritikan atau pertanyaan tersebut.
"Kalau keliru saya jawab dengan data. Kalau bercanda saya jawab dengan bercanda. Bahwa ada pihak sekolah yang merespons berbeda, itu jadi momentum peraturan mereka," kata dia.
Oleh karena itu saat Muhammad Sabil Fadhilah mengkritik dirinya di media sosial dengan menggunakan kata maneh maka Ridwan Kamil memerintahkan pihak sekolah untuk cukup mengingatkan saja.
BACA JUGA:
"Menurut saya cukup diingatkan saja, tidak sampai diberhentikan. Seolah-oleh karena mengkritik saya jadi diberhentikan. Terus sayanya dianggap anti kritik. Saya kira enggak begitu" kata dia.