3 Orang Kakak Beradik di Tanjung Selor Diduga Keracunan Ikan Sarden Kaleng, Satu Orang Meninggal
DOK VOI

Bagikan:

TANJUNG SELOR – Tiga orang kakak beradik di Desa Sekatak Buji, Kecamatan Sekatak dirujuk ke Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. H. Soemarno Sosroatdmojo, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) karena diduga keracunan usai mengonsumsi ikan sarden kaleng.

Sekretaris Kerukunan Keluarga Besar (KKB) Nusa Tenggara Timur (NTT) Kaltara, Franky Xavier, menerangkan kejadian berawal saat korban membeli dua kaleng ikan sarden. Tiga orang lantas keracunan.

“Saya tidak tahu merek ikan sarden apa yang dibeli. Ada warna hijau dan merah," kata Franky, Selasa, 14 Maret.

Satu orang yang mengonsumsi ikan sardeng kaleng warna hijau tidak mengalami keracunan. Sedangkan tiga orang lainnya yakni Maria Novianti (23), Sabariana (9) dan Agustina (5) yang mengonsumsi ikan sarden kaleng kemasan berwarna merah langsung mengalami gejala keracunan.

"Sebelum dirujuk ke RSD, ketiganya  sempat dirawat di Puskesmas Sekatak. Saat ini dua orang masih menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara, satu orang yakni Sabariana, meninggal dunia. Mereka ini berasal dari Maumere dan tinggal di Sekatak Buji," ujarnya.

Dari hasil komunikasi dengan dokter yang bertugas, disebut korban yang meninggal sempat mengalami dehidrasi tinggi.

"Dokter belum tidak bisa memastikan keracunan sebelum ada hasil uji sampel," jelasnya.

Sementara itu, Dirut RSD dr. H. Soemarno Sosroatdmojo, dr. Widodo Darmo Sentono saat dikonfirmasi mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui ketiga orang memang mengonsumsi sarden kaleng.

"Jadi satu keluarga dirawat karena keracunan, Namun satu pasien (Sabarina) kondisi kesehatannya mengalami syok hipovolemik saat masuk RSD. Pasien selalu muntah dan saat masuk rumah sakit mengalami tekanan darah rendah," jelas Widodo.

Korban sempat diberikan tindakan resusitasi dan alat bantu pernafasan. Namun, kondisi kesehatannya terus menurun hingga meninggal dunia.

"Pasien meninggal dunia pukul 12.47 Wita pada Minggu 12 maret 2023," ujarnya.

Kabid Pengembangan, Humas dan Hukum RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, dr Heriyadi Suranta menerangkan, untuk mengetahui benar-tidaknya mengalami keracunan ikan sarden, harus diperiksa lebih lanjut.

"Pengakuan orang tua, memang korban diduga keracunan setelah makan sarden. Namun untuk memastikan dugaan itu perlu dilakukan penyelidikan epidemiologi atau uji laboratorium. Yang jelas, pasien datang dengan keadaan kekurangan cairan yang berat akibat muntah-muntah dan diare. Kemungkinan karena keracunan sarden," jelasnya.

Pemeriksaan toksikologi biasanya dikirim ke laboratorium kementerian kesehatan. "Ini bisa ditanyakan ke dinkes untuk prosedurnya," pungkasnya.