Bagikan:

YOGYAKARTA - Gunung Merapi pagi ini kembali mengeluarkan awan panas guguran. Awan panas guguran ini meluncur dengan sejauh 1,2 km ke arah barat daya Kali Bebeng, Magelang, Jawa Tengah.

“Terjadi awan panas guguran pukul 05.23 WIB dengan jarak luncur 1,2 km ke arah barat daya Kali Bebeng,” demikian informasi dikutip dari akun Instagram @bpptkg, Senin, 13 Maret.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkap adanya potensi bahaya di sisi barat laut Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan potensi bahaya tersebut selain yang bersumber dari kubah lava tengah dan kubah lava sisi barat daya Merapi yang hingga kini terus mengalami pertumbuhan.

"Ada potensi bahaya yang lain di mana pada sektor barat laut (Gunung Merapi) ini terjadi pergerakan, terjadi inflasi sehingga ini juga tetap kita ingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan," kata Agus dilansir ANTARA, Minggu, 13 Maret.

Menurut dia, ada deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh gunung di sisi barat laut Merapi yang terpantau selama dua tahun terakhir.

Sebelumnya, deformasi hanya terjadi pada lokasi dua kubah lava gunung api aktif itu yakni di tengah kawah dan sisi barat daya.

"Ini sesuatu yang unik, selain unik juga berpotensi bahaya sehingga perlu kami sampaikan," ujar dia.

Agus menjelaskan laju deformasi pada sisi barat laut Merapi sebesar lebih dari 15 meter dalam kurun waktu dua tahun.

Perkembangan itu cukup besar jika dibandingkan deformasi saat menjelang erupsi Merapi pada 2006 dan 2010 yang kurang dari 4 meter, meski kala itu terjadi dalam tempo yang cepat.

"Besarnya (deformasi) 15 meter ini yang menjadi perhatian kami. Kami khawatir bahwa tebing dari puncak sebelah barat laut ini menjadi tidak stabil dan longsor," ujar dia.

BPPTKG terus memantau kondisi tebing beserta laju deformasi sisi barat laut gunung api itu secara intensif.