JAKARTA - Lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei terbaru elektabilitas partai politik peserta Pemilu 2024. Mengejutkan, elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) merangkak naik usai menyatakan dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024 di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, mengatakan saat ini posisi PAN ada di urutan 7 besar dengan tingkat elektabilitas 5,0 persen. Hasil ini meningkat dibanding survei IPO pada Oktober 2022 lalu. Di mana partai yang diketuai Zulkifli Hasan itu berada di urutan 9 dengan elektabilitas 2,1 persen.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang turut mendongkrak elektabilitas PAN. Pertama, karena posisi ketua umum yang kini menjabat sebagai Menteri Perdagangan.
Tentu sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju, ada kedekatan antara ketum PAN dengan Presiden Jokowi.
"PAN juga sedang terendorse Presiden Jokowi, mulai soal kinerja Kemendag yang dinilai baik, juga kedekatan dengan presiden. Itu bisa jadi faktor alternatif, mengapa elektabilitas naik," ujar Dedi dalam diskusi 'Polemik' bertajuk “Dinamika Politik Jelang 2024”, yang disiarkan secara daring, Sabtu, 11 Maret.
Kedua, lanjutnya, karena PAN sudah berani menyuarakan partainya mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024. “Bukan tidak mungkin situasi itu berdampak juga,” kata Dedi.
BACA JUGA:
Adapun elektabilitas 10 besar parpol versi survei terbaru IPO, diantaranya:
1. PDI Perjuangan 23,9 persen
2. Partai Golkar 11,5 persen
3. Partai Demokrat 10,1 persen
4. Partai Gerindra 9,9 persen
5. Partai Kebangkitan Bangsa 7,6 persen
6. Partai Nasional Demokrat 7,2 persen
7. Partai Amanat Nasional 5,0 persen
8. Partai Keadilan Sejahtera 4,9 persen
9. Partai Persatuan Indonesia 4,1 persen
10. Partai Persatuan Pembangunan 1,7 persen
Survei IPO dilakukan pada 1-7 Maret 2023 melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 1.200 responden.
Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat dengan margin of error (MoE) 2,5 persen, tingkat akurasi data 95 persen.